Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kuartal II Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,43 Persen, Bagaimana Target Akhir Tahun?

"Kami sektor bisnis berharap pemulihan ekonomi Indonesia dapat terjaga.”
Shinta Kamdani. Bisnis/Nurul Hidayat
Shinta Kamdani. Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA - Capaian pertumbuhan perekonomian Indonesia kuartal II/2022 yang cukup solid dengan tumbuh 5,43 persen diharapkan tidak membuat pemerintah menurunkan kewaspadaan beragam risiko yang masih akan timbul hingga akhir tahun nanti. 

Wakil Ketau III Kamar Dagang Indonesia (Kadin) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan selain dampak inflasi tersebut, pemerintah juga patut waspada terhadap implikasi resesi ekonomi yang terjadi di negara-negara strategis secara ekonomi bagi Indonesia termasuk Jepang, Korea Selatan, Tiongkok dan negara-negara Asean lainnya yang persentasenya cukup tinggi hingga 10-25 persen dari ekonomi mereka.

Uncertainty dari konstelasi ekonomi global dan nasional ini perlu dilengkapi dengan jaminan daya beli masyarakat Indonesia yang tangguh didorong oleh bantuan sosial pemerintah,” ujar Shinta saat dihubungi Bisnis, Jumat (5/8/2022).

Selain itu, Shinta berharap nantinya juga pemerintah melakukan penyesuaian regulasi fiskal dan moneter yang adaptif terhadap gejolak geoekonomi dan geopolitik di masa depan, agar kondisi ekonomi Indonesia dapat tetap kondusif.

“Tentunya, kami sektor bisnis berharap pemulihan ekonomi Indonesia dapat terjaga,” ucap Shinta

Shinta mengatakan bahwa pertumbuhan kuartal II/2022 sebesar 5,44 persen menandakan usaha pemerintah, bisnis dan masyarakat dalam memulihkan perekonomian Indonesia berhasil.

Selain itu, kata Shinta tentunya ini juga dipengaruhi oleh dua hal yang saling komplementer yakni kepercayaan mitra dagang dan investasi asing yang tinggi kepada Indonesia dan juga ketahanan ekonomi nasional yang ditopang oleh kepercayaan pasar dari masyarakat secara umum.

“Kami menyambut baik adanya pertumbuhan dan pemulihan signifikan dalam beberapa sektor yaitu industri, transportasi dan pergudangan, akomodasi dan food and beverage, pengadaan listrik dan gas serta jasa lainnya yang menandakan bagaimana aktivitas masyarakat Indonesia yang kembali aktif,” jelasnya.

Menurut CEO Sintesia Grup itu pertumbuhan ekonomi Ini juga tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan juga di beberapa negara seperti Tiongkok, Amerika Serikat, Uni Eropa yang adalah mitra dagang utama Indonesia sehingga tentunya berdampak positif pada pertumbuhan produk domestic bruto (PDB) Indonesia.

“Selain itu, kenaikan harga komoditas global juga memperkuat kinerja ekspor Indonesia yang mendorong Indonesia sebagai alternative partner dalam kebutuhan rantai pasok dunia,” ungkap Shinta.

Sementara itu ditempat terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam peluncuran buku PEN menyebutkan permasalahan lain yang juga membuat ketidakstabilan perekonomian dunia adalah perubahan iklim dan disrupsi digital. Salah satu Menteri Keuangan terbaik dunia itu menyebutkan perubahan iklim telah memicu kelaparan di beberapa wilayah Afrika hingga kebakaran besar hutan Australia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper