Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang KTT G20, Okupansi Hotel di Bali Bisa Naik Drastis

Okupansi hotel di Bali diperkirakan tumbuh positif didorong penyelenggaraan KTT G20 pada November mendatang.
Pegawai hotel melayani wisatawan di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (3/3/2020). Tingkat hunian hotel di Bali rata-rata turun hingga 70 persen sejak merebaknya wabah virus corona./ANTARA FOTO-Nyoman Hendra Wibowo
Pegawai hotel melayani wisatawan di kawasan Sanur, Denpasar, Bali, Selasa (3/3/2020). Tingkat hunian hotel di Bali rata-rata turun hingga 70 persen sejak merebaknya wabah virus corona./ANTARA FOTO-Nyoman Hendra Wibowo

Bisnis.com, JAKARTA - Konsultan properti Jones Lang LaSalle (JLL) Indonesia memprediksi pertumbuhan positif terhadap tingkat hunian atau okupansi hotel di Bali jelang KTT G20 yang diselenggarakan pada November 2022 mendatang. 

Sebelumnya, dalam laporan JLL Media Briefing 2Q/2022 hari ini, Rabu (27/7/2022) Bali mencatatkan wisatawan internasional sebanyak 189.790 pengunjung hingga Mei 2022. 

Angka tersebut masih jauh dari target tahunan 1,5 juta pada tahun ini. Namun, jumlah wisatawan diprediksi akan terus meningkat menjelang gelaran KTT G20 di Bali pada November 2022.

Vice President Investment Sales Asia JLL Hotels Julien Naouri meyakini bahwa peningkatan kunjungan yang berimbas ke tingkat hunian akan bergerak positif didorong acara tersebut. 

"Ya, pasti akan berdampak pada tingkat hunian yang tumbuh positif tetapi tidak pasti berapa angkanya. Namun, lokasi atau sebagian besar pertemuan akan diadakan di Nusa Dua, saya pikir itu akan menguntungkan seperti hotel dan resor di sekitarnya," kata Julien dalam paparannya, Rabu (27/7/2022).

Tak hanya berdampak pada hunian hotel atau resort di wilayah Nusa Dua, Bali, Julien memprediksi kawasan pasar seperti Seminyak dan Ubud akan menjadi sasaran peningkatan pengunjung. 

Di sisi lain, Julien juga menjelaskan terkait ketersediaan suplai kamar di kuartal II tahun ini mencapai 45.382 unit dan akan bertambah pasokan baru hingga 482 unit. Sementara untuk occupancy rate di periode ini berada di angka 24,3 persen.

Meski okupansi hotel di Bali diperkirakan meningkat menjelang KTT G20, tapi JLL mengatakan pemulihan okupansi hotel baru akan terjadi pada tahun depan.

"Jadi melihat okupansi sekarang di Bali hampir 30 persen. Saya meyakini okupansi akan lebih dekat dengan pemulihan di tahun depan, bukan tahun ini," jelasnya. 

Diketahui pendapatan yang diperoleh dari keterhunian kamar atau RevPAR per Juni 2022 meroket hingga 212 persen year on year (yoy). Di sisi lain, RevPAR bulan Juni sendiri mencapai lebih dari 70 persen, sama seperti sebelum pandemi. 

Adapun, kenaikan RevPAR secara tahunan didorong oleh peningkatan signifikan dalam hunian, serta biaya sewa kamar atau ADR yang terus meningkat. Terlepas dari okupansi saat ini, laporan JLL tersebut menunjukkan prospek positif untuk sisa tahun 2022.

"Kami memperkirakan aktivitas investasi pun akan meningkat dikarenakan investor mulai bergerak untuk memanfaatkan setiap peluang yang muncul dalam beberapa bulan mendatang, meskipun dengan berhati-hati dan menerapkan seleksi yang ketat untuk penjaminan masih menjadi prioritas," ujarnya.

Di kuartal II tahun ini, terdapat 4 hotel baru yang selesai yaitu di aloft Hotel Bali Kuta sebanyak 175 unit, Tribe Bali Kuta Beach sebanyak 168 unit, Jumeirah Bali sebanyak 123 unit, dan Buahan, Banyan Tree Escape sebanyak 16 kunci.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper