Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan tiga kunci strategis optimalisasi keuangan sosial syariah, khususnya wakaf, dan peningkatan dukungan pembiayaan hijau sebagai implementasi dari ekonomi berkelanjutan.
Pertama, keuangan sosial syariah kata dia memiliki peran yang strategis dalam memperbaiki socio-economic masyarakat, khususnya untuk pemulihan pasca pandemi.
Kedua, perlu adanya tata kelola, inovasi, dan digitalisasi sebagai faktor utama yang dapat mendorong optimalisasi dan penguatan peran keuangan sosial syariah dalam pemulihan ekonomi.
“Ketiga, diperlukan sinergi dan kolaborasi antar lembaga di domestik maupun internasional dalam memperkuat kapasitas nazhir/amil dan mengakselerasi inisiatif proyek wakaf,” katanya, Jumat (15/7/2022).
Sejalan dengan itu, BI menilai mobilisasi pembiayaan hijau juga diperlukan untuk mendukung ekonomi berkelanjutan, khususnya untuk memitigasi perubahan iklim yang menjadi tantangan sekaligus peluang baru bagi perekonomian.
Deputi Gubernur BI Juda Agung menyampaikan tiga kunci strategis dalam rangka mendorong ekonomi dan keuangan hijau. Pertama, yaitu pentingnya merumuskan kebijakan agar tercipta transisi yang orderly, just, and affordable.
Baca Juga
“Upaya transisi ini perlu dipersiapkan dengan baik agar tidak menjadi disrupsi berlebihan bagi perekonomian,” kata dia.
Kedua, perlunya komitmen lembaga keuangan untuk mendukung pembiayaan hijau atau green financing. Ketiga, pentingnya inovasi kebijakan hijau dan sinergi antar otoritas untuk meningkatkan pembiayaan hijau.
“Inovasi dan sinergi kebijakan ini guna memberikan insentif dalam rangka memperluas green financing, baik dari sisi perbankan maupun pengembangan pasar keuangan hijau,” tutur Juda.