Bisnis.com, JAKARTA - Seperempat warga Amerika Serikat (AS) akan beralih ke kendaraan listrik (EV) karena harga bensin melambung ke level rekor.
Melansir dari Bloomberg pada Kamis (14/7/2022), pernyataan itu didapatkan melalui survei nasional oleh American Automobile Association (AAA).
Diketahui, harga bensin di AS mencapai rekor $5,02 atau Rp75,000 per galon (Rp16.400 per liter) bulan lalu dan sejak itu menetap di rata-rata $4,66 atau Rp69,000. Ini lebih tinggi $1,51 atau Rp22.000 per galon dibandingkan tahun 2021.
“Kenaikan harga bahan bakar selama enam bulan terakhir telah mendorong konsumen untuk mempertimbangkan penggunaan listrik, terutama untuk generasi muda,” kata Greg Brannon, direktur Rekayasa Otomotif dan Hubungan Industri AAA.
Menurut hasil survei, sebanyak 30 persen kaum usia milenial berencana untuk membeli dan berkendara dengan EV.
Sementara, dari milenial yang ingin membeli kendaraan plug-in hybrid, 77 persen mengatakan minat itu didorong oleh keinginan untuk menghemat biaya bahan bakar.
Baca Juga
Terakhir kali survei mengukur minat orang AS pada EV dilakukan di tahun 2019 dan 16 persen mengatakan mereka kemungkinan akan membelinya. Adapun, studi menggunakan metodologi yang berbeda.
Menurut kajian Cox Automotive, konsumen tidak perlu bertindak berdasarkan dorongan hati mereka – hanya 3,2 persen dari penjualan kendaraan AS pada 2021 adalah EV. Kemudian, tahun 2019 jumlah model plug-in yang tersedia sangat terbatas.
Namun, tingkat minat yang dilaporkan dalam survei menunjukkan bahwa kendaraan plug-in mendapatkan momentum. Penjualan juga dapat didukung oleh fakta bahwa sekarang ada lebih banyak pilihan EV yang tersedia karena pembuat mobil menginvestasikan lebih dari $500 miliar atau Rp7,4 kuadriliun (dengan Kurs Rp14,991) untuk membawa model baru ke pasar.
Akan tetapi, mayoritas dalam survei menyuarakan kekhawatiran tentang biaya EV dan ketersediaan stasiun pengisian daya.
AAA mengatakan telah menyurvei 1.051 pengemudi Amerika secara online dan melalui telepon pada Februari. Penelitian ini memiliki margin of error sebesar 4 persen.