Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tekan Dampak Perlambatan Ekonomi, Simak Tanggapan Apindo

Apindo menilai setiap pengusaha memiliki strategi yang berbeda-beda dalam menghadapi tekanan perlambatan ekonomi.
Chair B20 Indonesia Shinta Widjaja Kamdani dan Chair B20 Women in Business Action Council sekaligus Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk. Ira Noviarti berfoto bersama setelah sesi wawancara eksklusif mengenai Presidensi B20 Indonesia dorong peran perempuan di ekonomi global melalui Women in Business Action Council, Rabu (25/1/2022)/BISNIS-Dwi Nicken Tari.
Chair B20 Indonesia Shinta Widjaja Kamdani dan Chair B20 Women in Business Action Council sekaligus Presiden Direktur PT Unilever Indonesia Tbk. Ira Noviarti berfoto bersama setelah sesi wawancara eksklusif mengenai Presidensi B20 Indonesia dorong peran perempuan di ekonomi global melalui Women in Business Action Council, Rabu (25/1/2022)/BISNIS-Dwi Nicken Tari.

Bisnis.com, JAKARTA — Pengusaha menilai tidak ada strategi one size fits all bagi pelaku usaha untuk meminimalisasi dampak perlambatan pertumbuhan ekonomi dan tekanan global.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Widjaja Kamdani mengatakan cara pelaku usaha mengurangi dampak tersebut bakal berbeda-beda.

Bentuk tekanan, lanjut dia, yang dialami pelaku usaha tidak sama, tergantung sektor usaha, tipe exposure pasar (ekspor atau tidak), serta skala operasi dan target pasar.

"Jadi, tidak ada strategi yang one size fits all bagi pelaku usaha dalam kondisi saat ini. Semuanya dikaji dan di-customize sesuai bentuk tekanan yang dihadapi perusahaan," kata Shinta kepada Bisnis.com, Minggu (26/6/2022).

Dia menyontohkan, industri mamin diprediksi lebih fokus kepada strategi diversifikasi supply input produksi untuk memastikan stabilitas pasokan bahan pangan impor yang diperlukan demi kelancaran produksi.

Sektor tersebut, sambungnya, juga perlu menyusun strategi untuk melakukan passing kenaikan harga pangan ke harga jual produk-produk di pasar sedemikian rupa untuk menghindari shock consumer.

Sementara itu, industri dengan aktivitas impor-ekspor tinggi, umumnya akan fokus menjaga kelancaran arus kas, khususnya kecukupan valas untuk melakukan transaksi.

"Mereka juga perlu memikirkan strategi marketing baru di pasar-pasar yang mengalami penyusutan dan berupaya melakukan diversifikasi tujuan ekspor," ujarnya.

Untuk pelaku usaha di sektor pertambangan dinilai cenderung meningkatkan kinerja atau output usaha serta mengalokasikan penerimaan untuk melakukan transformasi usaha ke arah yang lebih sustainable.

"Jadi, tidak ada strategi tertentu. Semua tergantung risiko terhadap masing-masing perusahaan dan pain point yang dianggap kritis atau berpotensi membahayakan stabilitas kinerja atau keberlangsungan usaha," jelasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rahmad Fauzan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper