Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Incar Peringkat 2 Asia Pasifik, Pupuk Kaltim (PKT) Siap IPO?

PT Pupuk Kaltim (PKT) (Persero) mengincar peringkat ke-2 produsen pupuk se-Asia Pasifik dengan menyiapkan sejumlah aksi korporasi.
Pabrik Pupuk Kaltim 5./JIBI-Istimewa
Pabrik Pupuk Kaltim 5./JIBI-Istimewa

Bisnis.com, BONTANG – PT Pupuk Kaltim (PKT) (Persero) mengincar peringkat ke-2 produsen pupuk se-Asia Pasifik dengan menyiapkan sejumlah aksi korporasi. Apakah salah satunya melantai di bursa saham (initial public offering/IPO)?

Direktur Utama PKT Rahmad Pribadi menyampaikan saat ini perseroan sebagai produsen pabrik urea terbesar di Asia Tenggara dan berada di peringkat ke-6 untuk pasar Asia Pasifik.

“Terbesar di Asia Tenggara untuk produksi urea dan nomor 6 se-Asia Pasifik. Kami akan masuk ke nomor 4 kalau pabrik ketujuh selesai, dan di Papua Barat berdiri bisa nomor 2 melewati Qafco,” kata Rahmad di sela-sela kunjungan pabrik PKT di Bontang, Rabu (8/6/2022).

Berdasarkan peringkat Asia Pasifik dan Timur Tengah, saat ini posisi PKT berada di urutan ke-6 dengan kapasitas produksi 3,4 juta ton dengan pendapatan US$1,8 miliar dan total aset US$2,4 miliar.

Bila merangsek ke peringkat ke-4, PKT akan menyalip Sabia (Arab Saudi) dengan kapasitas produksi 3,5 juta ton dan HFL India dengan kapasitas produksi 3,6 juta ton.

Sementara itu, jika naik ke peringkat ke-2 akan menyalip posisi Fertiglobe, Abu Dhabi, dengan kapasitas produksi 5 juta ton dan Qafco, Qatar, sebesar 5,6 juta ton. Posisi teratas ditempati oleh Sinofert, China, dengan kapasitas produksi 6 juta ton.

Seperti diketahui, PKT tengah mengembangkan pabrik urea dan amoniak ketujuh di kawasan industri Bontang seluas 624 hektare dengan nilai investasi US$500 juta.

Selain itu, PKT sedang membidik investasi di Teluk Bintuni, Papua Barat. Proyek tersebut merapat ke sumber bahan baku, yakni LNG yang berasal dari gas Blok Tangguh. Pada tahap pertama nilai proyek ditaksir US$700 juta.

Menurut Rahmad, ekspansi ke Indonesia Timur itu merupakan fase kedua periode 45 tahun. “Bahasa kami menciptakan masa depan baru, bukan sekadar menyempurnakan masa lalu, bukan mengulang, memperbaiki, dan sekadar tumbuh.”

Oleh sebab itu, tuturnya, manajemen menyiapkan sejumlah skenario untuk melakukan ekspansi dan mencari sumber pendanaan. Meskipun secara modal masih cukup kuat, sambungnya, opsi untuk melakukan penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) tetap terbuka.

“Untuk IPO kami serahkan ke pemegang saham. Ini keputusan ada di pemegang saham,” ujarnya.

PKT cukup konservatif dalam melakukan ekspansi modal usaha. Hal itu terlihat dari jumlah pinjaman kepada pihak ketiga sebesar Rp1 triliun. Padahal ekuitasnya mencapai Rp26 triliun.

Tipisnya beban bunga dari pinjaman membuat perseroan lebih efisien. Hal itu terlihat dari perolehan laba pada kuartal I/2022 yang mencapai Rp3,19 triliun, melesat hampir empat kali lipat dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Perolehan laba PKT dalam tiga bulan pertama tahun ini, setara dengan separuh dari pencapaian sepanjang tahun lalu Rp6,12 triliun.

“Selama bulan April saja, perolehan laba Pupuk Kaltim telah mencapai sekitar Rp2 triliun. Ini karena windfall profit kenaikan harga komoditas dunia,” kata Rahmad.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper