Bisnis.com, JAKARTA – Real Estat Indonesia (REI) akan menyelenggarakan expo properti di Bekasi pada bulan Juli mendatang.
Ketua Komisariat REI Bekasi Tuti Mugiastuti mengatakan prospek properti di Bekasi hingga saat ini masih sangat bagus. Bahkan, penjualan meningkat baik untuk rumah subsidi dan komersial dalam dua hingga tiga bulan terakhir. Dia meyakini sektor properti akan terus meroket hingga akhir tahun.
“Sekarang anggota REI Bekasi sudah bangkit kembali setelah lesu akibat pandemi. Saat ini jualan anggota REI Bekasi sedang meningkat-ningkatnya,” ujarnya dalam keterangan resmi, Minggu (5/6/2022).
Momen membaiknya properti ini dimanfaatkan REI untuk mengadakan expo properti yang direncanakan selama 14 hari. Expo ini adalah event pameran pertama oleh REI Bekasi yang menargetkan sebanyak 3000 pengunjung selama pameran berlangsung.
“Diharapkan agar pameran ini diikuti oleh semua anggota REI Bekasi,” katanya.
Halal Bi Halal REI Bekasi bersama dengan Bank BTN
Menurutnya, pengalaman ketika diadakan expo properti di Jakarta yang banyak pengunjung yang melihat proyek properti di Bekasi sebagai lokasi yang jauh.
“Mungkin pengunjung di sana kebanyakan dari Jakarta. Ini yang mendorong REI Bekasi untuk mengadakan expo properti khusus untuk daerah dan diadakan di Bekasi. Kami targetkan Juli, bulan depan sudah terselenggara Expo Property Bekasi,” tuturnya.
Selain mengadakan expo properti, REI Bekasi juga memiliki agenda bedah rumah untuk warga yang tak mampu.
“Kenapa bedah rumah karena ada beberapa pengajuan yang sampai ke REI Bekasi yaitu rumah warga yang harus kita bantu renovasi,” ucapnya.
Kegiatan sosial yang dilakukan REI Bekasi lainnya seperti santunan untuk mereka yang terkena musibah, pemberian bantuan ke panti-panti, pembagian seribu Al Quran. Sebelum pandemi memberikan santunan Rp100 juta kepada Yayasan Tahfidz Indonesia.
Sementara itu, Chairman Arrayan Group Asmat Amin menuturkan saat ini kebutuhan rumah di Indonesia yang sangat besar yaitu backlog sekitar 12,7 juta rumah. Sementara kebutuhan rumah setiap tahunnya sekitar 800.000 sampai 1 juta rumah.
“Padahal real supply rumah setiap tahun sekitar 400.000 dan tidak lebih dari 500 .000. Ini sudah termasuk rumah subisidi, non subisidi dan swadaya,” ujarnya.
Menurutnya, apabila tak ada terbosoan dari pemerintahl, perbankan, OJK, masalah perumahan ini dalam waktu 5-10 tahun ke depan akan meledak dan menjadi masalah sosial. Hal ini harus menjadi perhatian REI ke depan.
“Untuk calon presiden dan wakil presiden harus orang yang men-support properti di Indonesia. Siapa yang men-support properti, itulah yang kita support,” katanya.
CEO Indonesia Property Ali Tranghanda berpendapat sektor properti di sepanjang tahun ini masih cerah. Namun demikian, kondisi sektor properti akan terpengaruh pada situasi politik yang puncaknya di tahun 2024.
Pada tahun 2023 situasi politik bakal semakin panas karena memasuki tahun 2024 dimana akan terselenggara pilpres.
“Sekarang saja di 2022 sudah mulai teras panas politik. Kalau pertengahan tahun 2023 orang-orang sudah mulai fokus ke politik, harusnya boom properti ke atas ada di semester satu dan semester dua di 2022,” tuturnya.
