Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia-Ukraina Memanas, Ini Prediksi Surplus Neraca Perdagangan RI

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memprediksi neraca perdagangan Indonesia seiring dengan konflik Rusia-Ukraina.
Pekerja mengumpulkan buah kelapa sawit di salah satu tempat pengepul kelapa sawit di Jalan Mahir Mahar, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (26/4/2022). Antara/Makna Zaezar
Pekerja mengumpulkan buah kelapa sawit di salah satu tempat pengepul kelapa sawit di Jalan Mahir Mahar, Palangka Raya, Kalimantan Tengah, Selasa (26/4/2022). Antara/Makna Zaezar

Bisnis.com, JAKARTA -  Surplus perdagangan diprediksi akan berlanjut pada April 2022. Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memperkirakan, neraca perdagangan Indonesia bakal mencatat surplus sebesar US$4,23 miliar pada April 2022, cenderung lebih rendah dari Maret 2022 yang kala itu mencapai US$4,53 miliar.

"Kenaikan harga komoditas global di tengah perang Rusia-Ukraina tetap sangat mendukung kinerja ekspor Indonesia, demikian juga neraca perdagangan," kata Faisal melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (14/5/2022).

Menurut Faisal, baik ekspor maupun impor diperkirakan akan tetap tumbuh dua digit setiap tahunnya. Pada April 2022, ekspor Indonesia diperkirakan bakal meningkat 42,70 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Harga batu bara dan CPO diprediksi naik, masing-masing sebesar 227 persen yoy dan 56 persen yoy.

Sementara itu,  impor Indonesia pada April 2022 diprediksi tumbuh sebesar 36,72 persen yoy. Hal ini kata Faisal, didukung oleh permintaan musiman Ramadan dan Lebaran.

"PMI Manufaktur Indonesia naik tipis dari 51,3 menjadi 51,9 pada April 2022. Harga minyak juga tetap tinggi, meningkat 105 persen yoy," ujarnya.

Neraca transaksi berjalan terlihat mencatat surplus di 2022. Dia mengatakan, seiring dengan percepatan pemulihan ekonomi domestik, surplus neraca barang pada neraca transaksi berjalan tahun ini diperkirakan akan menyusut lantaran impor akan mengejar ekspor.

Kendati demikian, konflik antara Rusia dan Ukraina telah memperpanjang tren kenaikan harga komoditas di tengah krisis energi global yang sedang berlangsung. Ini, kata Faisal, akan mendukung ekspor dan menjaga surplus barang cukup lama.

Di lain sisi, adanya larangan ekspor minyak sawit untuk sementara waktu sejak akhir April 2022 diramal bakal menurunkan kinerja ekspor sampai taraf tertentu.

Menurut Faisal, lamanya larangan tersebut kemudian akan menentukan dampak kebijakan terhadap neraca barang di sisa 2022.

Atas dasar itulah, Bank Mandiri merevisi perkiraan neraca transaksi berjalan untuk 2022 dari -2,15 persen dari PDB menjadi 0,03 persen dari PDB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper