Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Rusia Ukraina Bawa Berkah bagi Investasi RI, Realisasi Kuartal I Tembus Rp282 Triliun

Kementerian Investasi/BKPM mencatat realisasi investasi pada semester I/2022 sebesar Rp282,4 triliun, meningkat 28,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Aktivitas di salah satu lokasi pertambangan PT Golden Eagle Energy Tbk/goldeneagle
Aktivitas di salah satu lokasi pertambangan PT Golden Eagle Energy Tbk/goldeneagle

Bisnis.com, JAKARTA - Realisasi investasi yang tinggi pada kuartal I/2022 ikut dipengaruhi oleh melambungnya harga komoditas global sebagai dampak dari perang Rusia dan Ukraina.

Kementerian Investasi/BKPM mencatat realisasi investasi pada semester I/2022 sebesar Rp282,4 triliun, meningkat 28,5 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).

Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal menyampaikan, kinerja investasi pada kuartal II/2022 pun diperkirakan akan melanjutkan tren yang positif.

Hal ini dipengaruhi oleh naiknya harga komoditas global di tengah perang Rusia dan Ukraina yang masih terus berlangsung, sehingga sektor yang berkaitan dengan komoditas unggulan Indonesia menjadi menarik bagi investor, misalnya sektor pertambangan.

“Justru setelah ada konflik Rusia dan Ukraina ini kan mendorong kenaikan harga komoditas, ini akan mendorong investasi di sektor pertambangan, termasuk CPO makin besar dorongan investasinya,” katanya kepada Bisnis, Rabu (27/4/2022).

Di samping itu, Faisal mengatakan sektor manufaktur dan jasa juga akan melanjutkan pren pertumbuhan yang positif sejalan dengan perbaikan kinerja kedua sektor tersebut di tengah meredanya penyebaran Covid-19.

Sebagai gambaran, Kementerian investasi/BKPM mencatat realisasi penanaman modal asing (PMA) pada kuartal I/2022 mencapai Rp147,2 atau tumbuh 31,8 persen secara tahunan.

Sementara itu, realisasi penanaman modal dalam negeri (PMDN) tercatat sebesar Rp135,2 triliun atau tumbuh 25,1 persen secara tahunan.

Berdasarkan sektor, realisasi investasi terbesar tercatat pada sektor industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya yang mencapai Rp39,7 triliun atau tumbuh 14 persen secara tahunan.

Kemudian, realisasi terbesar diikuti oleh sektor transportasi, gudang, dan telekomunikasi yang tumbuh sebesar 14 persen secara tahunan, serta sektor pertambangan yang tumbuh 12,5 persen secara tahunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper