Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bulog Siap Jadi Distributor Utama Minyak Goreng, Ini Buktinya

Perum Bulog merespons usulan menjadi distributor minyak goreng terkait dengan upaya stabilisasi harga dan pasokan.
Petugas PT Food Station Tjipinang Jaya mendistribusikan minyak goreng curah khusus untuk pedagang di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur pada Rabu (30/3/2022)./Food Station
Petugas PT Food Station Tjipinang Jaya mendistribusikan minyak goreng curah khusus untuk pedagang di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur pada Rabu (30/3/2022)./Food Station

Bisnis.com, JAKARTA - Wacana memperluas peran Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) terkait dengan upaya stabilisasi harga dan pasokan barang kebutuhan pokok termasuk minyak goreng (migor) kembali menguat.

Merespons hal itu, Direktur Bisnis Bulog Febby Novita mengatakan pihaknya akan siap jika ditugaskan sebagai distributor utama minyak goreng yang saat ini langka dan harganya mahal.

Menurut Novita, infrastruktur Bulog sudah cukup memadai jika diperluas perannya dalam distribusi migor. Sebab, kata dia, Bulog mempunyai rantai distribusi dari pusat hingga kecamatan.

“Kita kalau bicara jalur distribusi, kantor punya pegawai punya sampai kecamatan. Jika dibutuhkan mobil tangki untuk menyalurkan ada juga karena kita punya juga anak perusahaan anak angkutan tangka minyak,” ujarnya, Kamis (21/4/2022).

Diakuinya, wacana penugasan Bulog sebagai distributor utama memang sedang dibahas. Selama ini meski bukan menjadi distributor utama minyak goreng, Bulog pun tetap memainkan peran kecil dalam distribusi migor ke daerah-daerah.

Sebelumnya, Dewan Pengurus Pusat Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI) meminta pemerintah untuk memperluas peran Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik atau Perum Bulog terkait dengan upaya stabilisasi harga dan pasokan barang kebutuhan pokok dan penting yang selama ini difokuskan pada komoditas beras.

Ketua Umum DPP APPSI Sudaryono mengatakan perluasan jangkauan stabilisasi harga dan pasokan dari Bulog itu relatif efektif untuk meredam gejolak yang ada pada rantai distribusi swasta. Sudaryono berpendapat gejolak harga minyak goreng yang sudah terjadi sejak akhir tahun lalu itu disebabkan karena minimnya barang fisik yang dimiliki oleh pemerintah sebagai cadangan nasional.

Dia mengatakan harga dan pasokan minyak goreng yang diserahkan sepenuhnya pada mekanisme pasar belakangan berujung pada penyelewengan distribusi yang mengakibatkan pasokan ke pedagang atau pengecer terhambat. Konsekuensinya, pendapatan pedagang serta daya beli masyarakat terkontraksi cukup dalam akibat kelangkaan pasokan minyak goreng subsidi tersebut.

“Kalau beras pasokannya bisa diatur oleh Bulog sehingga bisa stabil kenapa minyak goreng dan komoditas lain tidak, kami mendorong semacam lembaga khusus sehingga pedagang pasar tidak menggantungkan diri pada distributor atau agen,,” kata Sudaryono dalam webinar 'Dampak Konflik Geopolitik terhadap Komoditi CPO', Rabu (13/4/2022).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper