Bisnis.com, JAKARTA - Jalur kereta api Garut–Cibatu kembali beroperasi usai diresmikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri BUMN Erick Thohir, Kamis (24/3/2022). Selain peresmian jalur, pengoperasian dua kereta api baru yang akan melintasi jalur tersebut, yakni KA Cikuray dan KA Garut Cibatuan, diharapkan bisa meningkatkan perekonomian wilayah Garut dan sekitar.
KA Cikuray melayani rute Garut–Pasar Senen pp, sedangkan KA Garut Cibatuan melayani rute Garut–Purwakarta pp. Nama KA Cikuray diambil dari nama sebuah gunung di wilayah Garut yang menjadi destinasi wisata para pendaki gunung. Dengan nama tersebut, KAI berharap hadirnya KA Cikuray dapat meningkatkan pariwisata di daerah Garut.
“Pengoperasian KA Cikuray dan KA Garut Cibatuan ini sudah sangat dinantikan oleh masyarakat selama ini. Hadirnya kedua KA tersebut diharapkan dapat meningkatkan konektivitas, membuka potensi wisata baru, serta meningkatkan perekonomian masyarakat di wilayah Garut dan sekitarnya,” kata Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo yang ikut hadir mendampingi peresmian, dikutip dari siaran pers, Kamis (24/3/2022).
KA Cikuray merupakan kereta api jarak jauh yang terdiri dari tujuh kereta ekonomi dengan total kapasitas 560 tempat duduk. KA Cikuray memiliki dua jadwal keberangkatan yaitu KA 7047 Relasi Garut–Pasar Senen berangkat Garut pukul 07.05 datang Pasar Senen pukul 13.32. KA 7048 Relasi Pasar Senen–Garut berangkat Pasar Senen pukul 17.55 datang Garut pukul 00.53.
Sementara itu, KA Garut Cibatuan merupakan kereta api lokal yang terdiri dari tujuh kereta ekonomi dengan kapasitas 1.113 pelanggan. Pada masa pandemi, kapasitas maksimal kereta api lokal yaitu 70 persen dari kapasitas maksimal, sehingga kapasitasnya menjadi 780 pelanggan.
KA Garut Cibatuan memiliki empat jadwal keberangkatan yaitu KA 451E Relasi Garut – Padalarang berangkat Garut pukul 06.05 datang Padalarang pukul 10.23; KA 441E Relasi Garut – Purwakarta berangkat Garut pukul 10.55 datang Purwakarta pukul 17.15; KA 448E Relasi Purwakarta – Garut berangkat Purwakarta pukul 04.10 datang Garut pukul 10.29; dan KA 442E Relasi Purwakarta – Garut berangkat Purwakarta pukul 16.15 datang Garut pukul 22.23.
Kedua kereta api tersebut telah melayani masyarakat mulai hari ini, Jumat (25/3/ 2022), dan tiketnya dapat dipesan melalui aplikasi KAI Access, web kai.id, loket stasiun, serta channel resmi penjualan tiket KAI lainnya.
KA Cikuray menggunakan tarif Public Service Obligation (PSO) yaitu Rp45.000 untuk rute Garut–Pasar Senen pp. Lalu, Rp15.000 khusus untuk rute Garut– Purwakarta pp yang hanya dijual secara go show mulai tiga jam sebelum keberangkatan.
Adapun KA Garut Cibatuan juga termasuk KA Lokal PSO dengan tarif yaitu Rp6.000 sampai dengan Rp14.000 tergantung jarak perjalanan.
“Dengan telah dioperasikan kembali jalur KA Garut - Cibatu ini, mari bersama-sama menjaga fasilitas publik tersebut dan turut menjadikan kereta api menjadi moda transportasi pilihan masyarakat dari dan menuju Garut,” jelas Didiek.
Sesuai SE Kementerian Perhubungan No. 25/2022, pelanggan KA Jarak Jauh yang telah mendapatkan vaksinasi dosis kedua (lengkap) atau ketiga (booster) tidak diwajibkan menunjukan hasil negatif tes RT-PCR atau Rapid Test Antigen pada saat proses boarding. Sementara itu untuk KA Lokal tidak diwajibkan untuk menunjukkan surat keterangan hasil negatif tes RT-PCR atau rapid test antigen.
Untuk diketahui, Jalur Garut–Cibatu kembali dibuka pertama kali setelah hampir 40 tahun tidak beroperasi. Awalnya, jalur tersebut beroperasi mulai dari pada 1889 dan berhenti beroperasi pada 1983. Melihat potensi yang ada, KAI mulai melakukan proses reaktivasi jalur tersebut sejak 2018. Dalam reaktivasi jalur sepanjang 19 km tersebut, tiga stasiun juga dioperasikan kembali yakni Stasiun Garut, Wanaraja, dan Pasirjengkol.
Berdasarkan data KAI, total nilai investasi reaktivasi ini sekitar Rp352 miliar, yang mencakup pembangunan kembali jalur sepanjang 19,063 km dari Garut ke Cibatu, serta pembangunan tiga stasiun Stasiun Garut, Wanaraja, dan Pasirjengkol.
Selain itu, Stasiun Garut pascareaktivasi kini memiliki bangunan baru yang menyediakan ruang pelayanan pelanggan, ruang VIP, ruang laktasi, pos kesehatan, ruang keamanan, masjid, toilet difabel, area UMKM, area komersial, ATM, area bermain anak, dan fasilitas lainnya. KAI juga masih menjaga keaslian gedung Stasiun Garut yang lama sebagai bentuk pelestarian bangunan bersejarah.
Didiek mengatakan bahwa latar belakang dan tujuan dari pengoperasian kereta api ini adalah untuk menyediakan jasa transportasi kereta api yang terjangkau untuk masyarakat Garut dan sekitarnya yang akan melakukan perjalanan ke luar kota.
Dia berharap pengoperasian jalur, stasiun, dan kereta api baru dapat membantu meningkatkan perekonomian masyarakat Garut khususnya dari potensi kebangkitan wisata, termasuk membantu para pengusaha kecil di sekitar stasiun dalam memasarkan produk lokal mereka dengan kehadiran Pojok UMKM.
Didiek mencatat terdapat 1.077 bangunan permanen dan semi permanen di lintas jalur kereta api serta 911 KK yang terdampak dari pelaksanaan reaktivasi jalur Garut–Cibatu ini.
“Sebagai bentuk apresiasi, kami juga telah mengabadikan seluruh warga terdampak dari pembangunan ini dalam Prasasti yang terletak pada setiap stasiun KA yang beroperasi sebagai simbol bahwasanya pelaksanaan reaktivasi jalur ini tidak dapat terlaksana dengan baik tanpa peran serta masyarakat Garut yang sudah rela malksanakan relokasi,” kata Didiek.
Di sisi lain, KAI juga melakukan penghijauan dan penggunaan energi baru terbarukan pada Stasiun Garut yang baru. KAI juga telah memasang pembangkit listrik tenaga surya di Stasiun Garut dengan kapasitas total sebesar 60 kWp.
ANTUSIASME WARGA
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, yang meresmikan pengoperasian kembali Jalur Cibatu–Garut, menyebut reaktivasi jalur disambut oleh antusiasme warga.
“Saking antusiasnya, beberapa warga Garut sampai ikut dalam ujicoba jalur ini. Salah satunya seorang bapak berusia 52 tahun yang mengaku terakhir melihat kereta yang melintas ini saat masih SD. Beliau mengaku sangat menanti dan merindukan kehadiran kereta api di Garut yang menyimpan banyak kenangan,” jelas Budi, dikutip dari siaran pers, Kamis (24/3/2022).
Budi menuturkan bahwa sejumlah warga yang turut ikut dalam ujocoba ada yang rela datang dari sejumlah daerah seperti Purwakarta menuju Garut.
"Saya ikut merinding mendengar betapa antusiasnya warga Garut bahkan yang jauh-jauh datang dari kota lain untuk ikut uji coba. Mereka bilang terkesima dengan indahnya pemandangan di sepanjang jalur Cibatu-Garut,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Budi mengucapkan terima kasih kepada Menteri BUMN Erick Thohir, Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo.
"Semoga kehadiran pelayanan kereta api ini bisa memberikan nilai tambah bagi daerah Garut dan sekitarnya,” ucapnya.
Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan apresiasi kepada Menhub dan jajarannya yang terus memberikan dorongan agar tidak berhenti melayani dan tetap membangun meski di tengah pandemi.
“Di kala penumpangnya hanya sekitar 15 persen akibat pandemi, kita buktikan terus memperbaiki fasilitas yang ada untuk memperkuat logistik dan juga pariwisata,” tuturnya.
Dia berharap agar pemerintah daerah juga turut mendorong kemudahan investasi tersebut. “Karena kadang kami mau hadir tetapi investasi di daerahnya sulit. Kita lihat Pak Bupati Garut bersama warga justru mendorong pembangunan kereta api ini sehingga bisa berjalan baik,” ungkapnya.
Sementara itu, Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan sangat senang dengan hadirnya kembali pelayanan kereta api di lintas Cibatu-Garut. “Saya atas nama 2,7 juta warga Garut mengucapkan terima kasih kepada Presiden dan Pak Menhub atas reaktivasi rel kereta api yang selama 40 tahun tidak berfungsi. Ini menunjukkan negara hadir untuk mempermudah masyarakat,” katanya.
Rudy berharap dengan hadirnya pelayanan kereta api dari Jakarta langsung ke Garut ini akan semakin mempermudah orang datang ke Garut untuk berwisata atau melakukan kegiatan ekonomi dan sosial.
“Tarifnya sangat murah hanya Rp45.000, ini berkat adanya subsidi dari pemerintah,” ujarnya.
Reaktivasi jalur kereta api Cibatu-Garut merupakan bagian dari rencana pengembangan jaringan dan layanan kereta api sebagaimana diatur dalam Rencana Induk Perkeretaapian Nasional. Kemenhub melalui Ditjen Perkeretaapian (DJKA) menugaskan PT KAI untuk menyelenggarakan prasarana perkeretaapian umum lintas Cibatu – Garut yang tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 50/2020.
Sejumlah langkah yang telah dilakukan oleh DJKA Kemenhub terkait dengan pengoperasian kembali jalur kereta api ini yakni: melakukan kegiatan safety assessment terhadap prasarana; memberikan subsidi Public Service Obligation (PSO) untuk KA Lokal Cibatu-Garut dengan tarif Rp6.000 untuk memberikan tarif yang terjangkau bagi masyarakat; menyiapkan Rute-rute antar kota yang akan melayani jalur ini seperti Garut - Pasar Senen, Garut – Padalarang dan Garut – Purwakarta.
Kemudian, memastikan kesiapan sarana yang dilengkapi dengan AC untuk dioperasikan oleh operator sehingga penumpang akan lebih nyaman, serta pengawasan operasional Stasiun agar tetap terjaga keamanan dan kebersihannya.