Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos BI Sebut Dampak Utama Perang Rusia-Ukraina di Sektor Komoditas hingga Keuangan

Implikasi perang Rusia dengan Ukraina pada harga komoditas terlihat pada kenaikan harga yang terbilang tinggi pada sektor energi dan pangan.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (18/8/2020). /Bank Indonesia
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memberikan keterangan melalui streaming di Jakarta, Rabu (18/8/2020). /Bank Indonesia

Bisnis.com, JAKARTA — Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyampaikan bahwa perang Rusia dengan Ukraina memberikan implikasi terhadap perekonomian dalam tiga aspek, yaitu harga komoditas, perdagangan, dan keuangan global.

Dia mengatakan, implikasi pada harga komoditas terlihat pada kenaikan harga yang terbilang tinggi pada komoditas energi dan pangan.

“Kami perkirakan harga minyak Indonesia akan mengalami kenaikan secara rata-rata US$85-US$86 per barel, dari asesmen kami pada Februari 2022 lalu yang berkisar US$67-US$70 per barel. Ini juga berdampak ke harga komoditas yang lain,” katanya dalam konferensi pers virtual usai Rapat Dewan Gubernur (RDG), Kamis (17/3/2022).

Perry pun memperkirakan, indeks harga komoditas ekspor Indonesia akan mengalami kenaikan hingga 10,5 persen, naik dari perkiraan sebelumnya 4,2 persen.

Lonjakan harga komoditas global tentunya akan mempengaruhi harga dan kondisi fiskal di dalam negeri.

Kemudian, dari sisi perdagangan, kenaikan harga komoditas tersebut kata Perry akan mempengaruhi impor, terutama pada sektor migas.

Di sisi pasar keuangan pun, eskalasi geopolitik Rusia dan Ukraina menyebabkan tertahannya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik dan nilai tukar negara berkembang.

Eskalasi geopolitik Rusia dan Ukraina yang terus berlanjut dikhawatirkan akan menghambat pemulihan ekonomi secara global.

Pada RDG bulan ini, BI telah merevisi ke bawah angka proyeksi pertumbuhan ekonomi global 2022 dari perkiraan sebelumnya 4,4 persen menjadi 4,2 persen.

“Bahkan kalau berlanjut bisa 3,8 persen, tergantung seberapa lama eskalasi ini berlanjut,” kata Perry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper