Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenko Perekonomian: Konflik Rusia-Ukraina Bisa Pengaruhi Inflasi Indonesia

Ketegangan geopolitik antara Rusia dan Ukraina dapat memengaruhi harga komoditas karena kedua negara memiliki kontribusi terhadap perekonomian global.
Seorang warga menonton siaran langsung Vladimir Putin, Presiden Rusia, saat menyampaikan pidato, di Moskwa, Rusia, Senin (22/2/2022). /Bloomberg-Andrey Rudakov
Seorang warga menonton siaran langsung Vladimir Putin, Presiden Rusia, saat menyampaikan pidato, di Moskwa, Rusia, Senin (22/2/2022). /Bloomberg-Andrey Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Koordinator atau Kemenko Bidang Perekonomian menilai bahwa konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina dapat memengaruhi tingkat inflasi Indonesia dalam beberapa waktu, jika sektor energi dan pangan terkena imbas.

Hal tersebut disampaikan oleh Asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal Kemenko Perekonomian Ferry Irawan dalam gelaran Forum Ekonomi Merdeka, Senin (28/2/2022). Dia menjelaskan prospek ekonomi Indonesia pada tahun ini.

Menurutnya, perekonomian pada 2022 menghadapi berbagai tantangan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Selain pandemi Covid-19, faktor eksternal lain yang dapat memengaruhi perekonomian tahun ini adalah ketegangan di Eropa Timur.

Menurut Ferry, ketegangan geopolitik di sana dapat memengaruhi harga komoditas karena kedua negara memiliki kontribusi terhadap perekonomian global.

Rusia memiliki suplai minyak dan gas yang cukup besar, dan Ukraina merupakan produsen utama gandum di dunia.

"Ketegangan geopolitik, invasi... isu Ukraina dan Rusia menjadi satu hal yang kami cermati, karena ini punya potensi yang besar untuk punya keterkaitan erat juga dengan harga komoditas," ujar Ferry pada Senin (28/2/2022).

Menurutnya, harga komoditas yang meningkat pada 2021 memang menjadi berkah bagi Indonesia seiring melesatnya kinerja ekspor. Namun, pergerakan harga komoditas akibat ketegangan Rusia dan Ukraina bisa berdampak berbeda.

"Di satu sisi [pergerakan harga komoditas] menjadi salah satu backbone ekspor kita, tetapi di sisi lain ada beberapa dampak kenaikan harga komoditas tersebut. misalnya terhadap inflasi kita," ujarnya.

Menurutnya, kinerja pemulihan ekonomi di dalam negeri sudah sesuai jalur. Oleh karena itu, berbagai faktor eksternal perlu diantisipasi dan dihadapi dengan cermat, seperti konflik di Eropa Timur dan pergerakan suku bunga negara-negara maju.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper