Bisnis.com, JAKARTA - Bank for International Settlements (BIS) pada hari ini, Jumat (25/2/2022) meluncurkan Asian Green Bond Fund yang digunakan untuk membantu membiayai investasi dalam proyek-proyek hijau di kawasan Asia dan Pasifik.
Asian Green Bond Fund bergabung dengan dua dana obligasi hijau lainnya yang diterbitkan BIS sejak 2019. Dana-dana tersebut akan mengelola sekitar US$3,5 miliar obligasi hijau untuk bank sentral dan investor sektor resmi lainnya, dengan harapan dana tersebut akan terus tumbuh seiring berkembangnya praktik investasi berkelanjutan.
Inisiatif pembentukan Asian Green Bond Fund, menurut Gubernur Bank (BI) Indonesia Perry Warjiyo, menunjukkan komitmen bank sentral di kawasan Asia dan Pasifik untuk meningkatkan ketersediaan instrumen keuangan hijau yang juga sejalan dengan salah satu agenda prioritas jalur keuangan pada Presidensi Indonesia di G20 tahun 2022.
Senada dengan Perry, Head of the BIS Banking Department Peter Zoellner mengatakan, inisiatif Asian Green Bond Fund merupakan komitmen nyata BIS dalam memberikan alternatif investasi hijau bagi bank sentral di ranah global.
"Sekali lagi, ini menunjukkan komitmen BIS dalam menyediakan kendaraan yang sangat dibutuhkan dan aman bagi bank sentral di ranah global dalam upaya mereka mendukung investasi ramah lingkungan," kata Peter, mengutip siaran pers, Jumat (25/2/2022).
Hadirnya Asian Green Bond Fund tentu memperluas kesempatan investasi bagi bank sentral di Asia maupun di luar kawasan pada penempatan surat berharga dengan kriteria investment grade dan memenuhi international green standards.
Nantinya, dana tersebut akan ditinjau setiap tahunnya untuk memastikan bahwa dana tersebut akan terus mencerminkan lanskap keuangan hijau yang berubah.
Sama halnya dengan dua dana obligasi hijau lainnya, BIS akan mengeluarkan laporan dampak tahunan khusus untuk investor.