Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Invasi Rusia, Harga Batu Bara Nyaris Lewati Rekor Sepanjang Sejarah

Harga komoditas batu bara menyentuh US$271 per metrik ton. Penguatan harga ini terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menetapkan operasi militer khusus ke Ukraina sejak Kamis (24/2/2022).
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian
Proses pemuatan batu bara ke tongkang di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (13/10/2021). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Harga komoditas batu bara makin tidak terbendung menyentuh US$271 per metrik ton seiring dengan potensi konflik yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina. 

Bursa ICE Newcastle sempat mencatat harga komoditas batu bara menyentuh level tertinggi sepanjang masa sebesar SU$272,5 per metrik ton pada 5 Oktober 2021. Rekor itu tercipta di saat dunia sedang menghadapi krisis energi tahun lalu. 

Bursa menutup perdagangan Kamis (24/2/2022) dengan penguatan 1,80 poin menjadi US$239,50 per metrik ton untuk kontrak spot. Sebaliknya, kontrak Maret mengalami peningkatan cukup tajam yakni 33,85 poin pada level US$271 per metrik ton. 

Penguatan ini juga terjadi untuk kontrak bulanan hingga akhir tahun. Pada April 2022, bursa memperdagangkan batu bara pada harga US$247 per metrik ton atau melonjak 34,90 poin. Kemudian kontrak Mei diperdagangkan pada US$228 per metrik ton atau naik 33,40 per metrik ton. 

Penguatan harga ini terjadi setelah Presiden Rusia Vladimir Putin menetapkan operasi militer khusus ke Ukraina sejak Kamis (24/2/2022). Situasi ini menyebabkan ketidakpastian pada komoditas energi. Tidak hanya batu bara, minyak dan gas ikut terkerek akibat situasi ini. 

Statista mencatat pada 2020, Rusia memproduksi setidaknya 638,5 juta meter kubik gas, produsen gas kedua terbesar setelah Amerika Serikat sebesar 914,62 juta meter kubik. Eropa menjadi salah satu konsumen terbesar pasokan gas dari Negara Beruang Merah. 

Direktur Eksekutif Energy Watch Mamit Setiawan menyebut kondisi ini akan menjadi durian runtuh alias windfall bagi Indonesia dengan penguatan pada harga komoditas. 

“Secara otomatis ke depan PNBP [pendapatan negara bukan pajak] akan meningkat. Kemudian juga dari sisi pajak akan mengalami kenaikan,” katanya kepada Bisnis, Kamis (24/2/2022). 

Kondisi ini diharapkan dapat dijadikan momentum untuk mencapai target lifting serta produksi tahunan maupun hingga 2030. Selain itu, Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dapat berlomba untuk meningkatkan pengeboran sehingga dapat menjaga maupun meningkatkan produktifitas mereka. 

Selain itu, kegiatan penerapan teknologi enhanced oil recovery atau EOR juga perlu segera dipacu untuk mencapai target lifting migas 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (BSCFD)  pada 2030. 

“Serta kegiatan eksplorasi saya harapkan bisa tumbuh [di tengah penguatan harga komoditas[,” terangnya. 

Di sisi lain, ketegangan di Eropa Timur akan memberi pukukan bagi sektor hilir. Dari penguatan harga migas dunia, beban subsidi akan naik akibat harga minyak penguat. Kondisi ini juga akan berdampak pada peningkatan Indonesian crude price (ICP). 

Beban subsidi ini tidak hanya terjadi pada sektor kelistrikan, akan tetapi turut terjadi pada sektor bahan bakar. Bila situasi ini terus terjadi bukan tidak mungkin akan terjadi kenaikan inflasi. 

“Pastinya Pertamina akan semakin terpukul kalau misalnya Pertamax dan Pertalite tidak dinaikan. Kecuali pemerintah mau memberikan kompensasi menjadi 100 persen. Kalau kita lihat dari Perpres 117/2021 hanya 50 persen [dikompensasi] itupun dengan komposisi campur Premium,” terangnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper