Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah kenaikan harga bahan baku dan material karena booming konsumsi pasca pandemi, industri alat berat masih akan menuai untung tahun ini. Harga batu bara yang semakin memanas di pasar dunia menjadi kunci industri alat berat kebal dengan kenaikan harga material.
Produksi alat berat lokal pada 2022 diprediksi tetap tumbuh tinggi hingga mencapai angka rekor 9.000 unit. Jika tercapai, angka tersebut akan melampaui capaian tertinggi 2018 sebesar 7.981 unit.
Ketua Umum Himpunan Industri Alat Berat Indonesia (Hinabi) Jamaludin mengatakan permintaan tetap melaju kencang meski di sisi suplai, produsen harus melakukan penyesuaian-penyesuaian.
"Produksi tumbuh impact permintaan tahun lalu dan juga ini momen yang tidak mungkin kami lewatkan," kata Jamaludin kepada Bisnis, Jumat pekan lalu.
Dia mengakui kenaikan harga material cukup signifikan berdampak pada produksi alat berat. Produsen mau tidak mau harus menyerap kenaikan harga tersebut, sembari menanggulangi dengan melakukan efisiensi dan pemotongan biaya tanpa mengurangi kualitas produk.
"Kenaikan biaya produksi cukup signifikan, sulit didetailkan karena kenaikan yang tidak stabil," lanjutnya.
Baca Juga
Hinabi mencatat produksi tahun lalu mencapai 6.740 unit, yang didominasi hydraulic excavator sebanyak 6.133 unit, diikuti bulldozer 410 unit, dump truck 111 unit, dan motor grader 86 unit.
Setali tiga uang, Perhimpunan Agen Tunggal Alat Berat Indonesia (PAABI) mencatat penjualan pada Januari 2022 tak tergerus kenaikan harga material dan diperkirakan tetap seperti itu sepanjang tahun ini. Pada bulan lalu penjualan alat berat menyentuh angka 1.700 unit, di atas rata-rata bulanan pada semester II/2021 sebesar 1.400 unit.
Etot Listyono, Ketua Umum PAABI mengatakan kenaikan harga material tampaknya tak menyurutkan permintaan yang terkerek momentum tingginya harga sejumlah komoditas seperti batu bara, nikel, dan crued palm oil (CPO).
"Kalau tahun lalu [semester kedua] 1.400 per bulan , 2021 semester satu rata-rata 1.0000, naik ke 1.400. Prediksi kami [penjualan bulanan] tahun ini 1.700 pus minus," kata Etot
PAABI memproyeksikan penjualan pada tahun ini akan berada di kisaran 18.000 unit, setelah 2021 mencatatkan pertumbuhan 110 persen menjadi 14.560 unit. Adapun, pertumbuhannya berada di kisaran 20 persen hingga 24 persen.
EMITEN ALAT BERAT
Kenaikan harga material bisa ditangkal sehingga tidak mempengaruhi kinerja penjualan alat berat seiring permintaan yang meningkat/Bisnis
Di sisi lain, emiten alat berat terintegrasi PT Kobexindo Tractors Tbk. (KOBX) tak menampik bahwa kenaikan harga material yang tajam sepanjang 2021 menuntut penyesuaian harga jual.
Andry B Limawan, Direktur Utama Kobexindo mengatakan situasi tersebut untungnya diimbangi dengan tingginya permintaan alat berat, tak hanya di Indonesia tetapi merata secara global. Penyesuaian harga yang dilakukan, lanjutnya, tetap memperhitungkan pertumbuhan perseroan yang berkelanjutan.
"Harga komoditas yang meningkat tajam pada 2021, termasuk harga baja yang turut mengalami kenaikan maka penyesuaian harga dari pihak produsen pun tidak terelakan. Faktor tersebut menjadi pertimbangan bagi kami dalam melakukan kebijakan harga dengan memperhatikan marjin," jelas Andry.
Sementara itu, penjualan alat berat Kobexindo pada 2021 mencatatkan pertumbuhan pesat sekitar 365 persen secara nilai. Sedangkan secara unit, penjualan naik 428 persen dibandingkan 2020.
Sebagai gambaran, segmen penjualan penjualan unit alat berat khususnya pertambangan menjadi kontributor pendapatan secara konsolidasi di kisaran 60 persen hingga 70 persen.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Perusahaan distributor alat berat PT Intraco Penta Tbk. (INTA) Astri Duhita Sari mengatakan kenaikan harga material masih berdampak terbatas terhadap penjualan perseroan. Penentuan kenaikan harga, lanjut Astri, akan disesuaikan dengan kebutuhan pasar.
"Saat ini penentuan harga kami juga ditentukan dari pihak prinsipal. Namun sampai saat ini belum ada dampak signifikan atas kenaikan harga komoditas dan material," ujarnya.
Corporate Secretary PT United Tractors Tbk. (UNTR) Sara K Loebis mengatakan perseroan tetap memastikan efektivitas biaya dan produktivitas yang maksimal untuk menanggulangi kenaikan harga material.
UNTR membidik peningkatan penjualan berkisar 23 persen hingga 25 persen pada tahun ini. Capaian penjualan pada tahun lalu diperkirakan melampaui target 3.000 unit.
Sementara itu sampai dengan November 2021, penjualan telah mencapai 2.950 unit dengan pertumbuhan year-on-year sebesar 99 persen dari periode yang sama 2020 sebanyak 1.481 unit.
"Bagian dari strategi operational excellence kami adalah memastikan cost effectiveness dan optimum productivity," ujar Sara.
Di sektor industri lain, kenaikan harga bahan baku menjadi tekanan yang cukup signifikan. Namun, hal yang agak berbeda terjadi di industri alat berat, dimana kenaikan harga material dibarengi dengan lonjakan permintaan yang tinggi, juga dipicu kenaikan tajam harga komoditas, terutama batu bara.