Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan rumah residensial pada kuartal IV tahun 2021 masih melanjutkan kontraksi dari kuartal sebelumnya.
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono mengataka penjualan rumah masih mengalami kontraksi sebesar -11,60% (yoy) di kuartal IV tahun 2021.
"Namun demikian, angka ini mengalami perbaikan dari kontraksi sebesar -15,19 (yoy) pada kuartal sebelumnya dan juga lebih baik dari kontraksi -20,59% (yoy) pada kuartal IV tahun 2020," ujarnya dalam laporan, Rabu (16/2/2022).
Menurutnya, perbaikan perkembangan penjualan pada kuartal IV tahun 2021 didorong oleh membaiknya penjualan pada tipe rumah menengah yang tumbuh signfikan sebesar 11,26% (yoy).
Sementara itu, untuk tipe rumah besar mengalami kontraksi sebesar -2,75% (yoy) dan tipe rumah kecil juga tercatat -23,79% (yoy) di kuartal IV tahun 2021.
Dia menuturkan terhambatnya pertumbuhan penjualan properti residensial disebabkan oleh beberapa faktor antara lain kenaikan harga bahan bangunan sebesar 20,61%.
Baca Juga
"Lalu masalah perizinan/birokrasi sebesar 13,42%, suku bunga KPR sebesar 11,92%, proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR sebesar 11,69%, dan perpajakan sebesar 7,80%," katanya.
Secara kuartalan, penjualan perumahan di kuartal IV tahun 2021 masih bertumbuh 0,26% (qtq). Namun demikian, angka ini lebih rendah dari kuartal sebelumnya sebesar 1,67% (qtq).
Hal tersebut disebabkan oleh kenaikan penjualan tipe kecil sebesar 6,01% (qtq), sedangkan penjualan pada tipe menengah dan besar mengalami penurunan masingmasing sebesar -2,34% (qtq) dan -14,01% (qtq).