Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Turun Usai Rusia Tarik Pasukan dari Ukraina

Harga minyak mentah mencapai titik tertinggi sejak September 2014 pada Senin (14/2/2022) dengan Brent menyentuh US$96,78 dan WTI mencapai US$95,82 per barel. Harga Brent melonjak 50 persen pada 2021, sementara WTI melonjak sekitar 60 persen, karena pemulihan permintaan global.
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov
Rangkaian kereta pengangkut minyak mentah, bahan bakar, dan gas cair dalam posisi miring di stasiun kereta Yanichkino, menuju ke kilang Gazprom Neft PJSC Moscow di Moskow, Rusia/Bloomberg-Andrei Rudakov

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah jatuh lebih dari 3 persen pada hari Rabu pagi (16/02/2022). Penurunan harga minyak terjadi setelah harga minyak mencapai titik tertinggi tujuh tahun dipicu oleh tindakan Rusia yang menarik kembali pasukan militernya ke pangkalan setelah latihan di dekat Ukraina.

Langkah Rusia tersebut dinilai mengurangi ketegangan antara Moskow dan Barat.

Harga minyak mentah mencapai titik tertinggi sejak September 2014 pada Senin (14/2) dengan Brent menyentuh US$96,78 dan WTI mencapai US$95,82 per barel. Harga Brent melonjak 50 persen pada 2021, sementara WTI melonjak sekitar 60 persen, karena pemulihan permintaan global.

Harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman April anjlok US$3,20 atau 3,3 persen ke US$93,28 per barel. Sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret merosot US$3,39 atau 3,6 persen, ke US$ 92,07 per barel.

Analis menyebut penurunan harga minyak dunia kemarin dipicu langkah Rusia menarik pasukannya dari Ukraina. Meski sejauh ini tidak jelas berapa banyak unit pasukan, dari 130 ribu pasukan, yang ditarik Rusia, dan berapa jaraknya, sentimen itu cukup membebani penguatan harga minyak.

"Situasinya sangat cair, tetapi hari ini jelas merupakan hari yang lebih tenang bagi minyak," kata direktur eksekutif energi berjangka di Mizuho Robert Yawger.

Tidak hanya sentiment konflik Rusia-Ukraina, investor juga mengamati pembicaraan nuklir antara Amerika Serikat dan Iran. Keberhasilan pembicaraan berpotensi meningkatkan ekspor minyak Iran yang bisa menahan kenaikan harganya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper