Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BI: Transformasi Digital Bakal Memajukan 62,9 Juta UMKM di Tanah Air

BI juga menegaskan digitalisasi pembayaran juga memberikan peluang baru, mengatasi hambatan infrastruktur fisik dan menurunkan biaya transaksi.
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020).  Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan keluar dari pintu salah satu gedung Bank Indonesia di Jakarta, Senin, (20/1/2020). Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Bank Indonesia optimis bahwa transformasi digital dapat membuka akses kepada 91,3 juta populasi unbanked dan 62,9 juta UMKM menuju ekonomi dan sistem keuangan dengan cara yang berkelanjutan.

Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Doni Primanto Joewono  menyampaikan bahwa digitalisasi akan mampu mengubah Indonesia menjadi negara maju yang berpenghasilan tinggi. 

"Transformasi digital pada bidang keuangan yang dilakukan regulator dan industri secara bersama  akan dapat menjawab tantangan di era new normal," kata  Doni dalam Casual Talk On Digital Payment Innovation of Fintech, Selasa (15/2/2022).

Di era digital, sistem pembayaran menjadi pintu masuk bagi terbentuknya ekosistem ekonomi baru, yaitu digital economy dan finance ecosystem. 

Doni mengatakan, dalam beberapa tahun terakhir, kemajuan teknologi dalam sistem pembayaran, telah mengarah pada penciptaan model bisnis baru, hadirnya pemain baru, transformasi perilaku konsumen serta ekonomi dan lanskap keuangan. 

Selain itu, digitalisasi pembayaran juga memberikan peluang baru, mengatasi hambatan infrastruktur fisik dan menurunkan biaya transaksi.

"Hasilnya, layanan keuangan menjadi lebih terjangkau dan dapat diakses, termasuk untuk populasi unbanked dan segmen UMKM yang kurang akrab dengan keuangan dan teknologi," ungkapnya.

Melalui digitalisasi, inklusi keuangan juga dapat meningkatkan produktivitas dan inklusivitas perekonomian secara berkelanjutan, terutama di antara UMKM, termasuk perempuan dan kalangan muda. 

Di sisi lain, menanggapi perkembangan yang cepat ini, Doni menyampaikan, regulator perlu waspada terhadap tantangan dan risiko inovasi, serta perkembangan teknologi. 

Oleh karena itu, menurutnya para regulator dalam hal ini Bank Indonesia perlu untuk memelihara keseimbangan antara kebutuhan mendorong inovasi dan memitigasi risiko. 

Hal ini sesuai dengan salah satu dari 10 prinsip tingkat tinggi G20 tentang inklusi keuangan digital, yang diluncurkan pada tahun 2016.

Sebagai informasi, inklusi keuangan digital menjadi prioritas utama dalam Presidensi G20 Indonesia tahun 2022. Adapun tujuannya adalah untuk mendorong produktivitas, kapasitas dan akses keuangan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ni Luh Anggela
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper