Bisnis.com, JAKARTA - Industri kosmetika tak luput dari pukulan logistik akibat kelangkaan kontainer, mengingat sebagian besar bahan baku masih didatangkan dari impor. Selain itu, harga crude palm oil (CPO) yang terus merangkak naik juga menjadi tekanan lain.
Industri kosmetik diketahui memanfaatkan oleokimia, produk turunan CPO, selain juga menggunakan bahan baku lainnya.
Ketua Umum Perkumpulan Perusahaan Kosmetika Indonesia (Perkosmi) mengatakan tekanan ganda pada biaya produksi tersebut membuat pengusaha perlu berhati-hati melemparkan beban kepada konsumen, mengingat kondisi daya beli yang belum sepenuhnya pulih.
"Tidak semuanya bisa pass-on ke konsumen, kami harus lihat apa yang bisa dilakukan, seperti melakukan efisiensi dan biaya," kata Sancoyo kepada Bisnis, Selasa (15/2/2022).
Selanjutnya, opsi menaikkan harga menjadi pilihan terakhir untuk mengkompensasi melonjaknya biaya-biaya.
Sancoyo melanjutkan, tantangan lain yang dihadapi produsen kosmetika adalah tren yang berubah cepat sehingga mengharuskan adanya daya adaptasi yang tinggi dari industri.
Baca Juga
Namun, hal itu juga bisa menjadi peluang bagi pelaku industri mengembangkan produk dan memperluas pasar. Tahun lalu saja misalnya, jumlah izin edar kosmetik yang disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) meningkat hingga 25 persen. Angka itu kemungkinan akan terus tumbuh seiring kebutuhan dan permintaan yang berkembang.
"Mereka [konsumen] itu membutuhkan produk-produk yang selalu updated, jadi bagaimana kami harus selalu keep up dengan itu, bahkan kalau perlu bisa lead the trend," ujarnya.