Bisnis.com, JAKARTA — Departemen Luar Negeri Amerika Serikat menyetujui rencana transaksi jet tempur produksi Boeing Co. oleh Indonesia dengan nilai sekitar Rp200 triliun. Anggaran pertahanan tercatat lebih rendah dari nilai transaksi tersebut, tetapi terdapat alokasi pembayaran kontrak beberapa tahun atau multiyears.
Berdasarkan keterangan Departemen Luar Negeri AS, dikutip dari Bloomberg, nilai penjualan 36 jet tempur F-15EX produksi Boeing diusulkan sekitar US$9,5 miliar untuk pesawat dan US$4,4 miliar untuk peralatan terkait. Total usulan sementara nilai penjualan itu setara Rp200,84 triliun (asumsi kurs Rp14.345).
Apakah anggaran pertahanan di Indonesia pada 2022 memenuhi angka transaksi tersebut? Berdasarkan Nota Keuangan serta APBN Tahun Anggaran 2022, anggaran pertahanan tahun ini tercatat lebih rendah dari usulan nilai penjualan 36 jet tempur F-15EX produksi Boeing tersebut.
Dalam APBN 2022, pemerintah mengalokasikan dana untuk fungsi pertahanan mencapai Rp134,64 triliun, naik 12,1 persen dari outlook 2021. Kenaikan anggaran itu sejalan dengan berlanjutnya kegiatan prioritas dan langkah pemenuhan minimum essential force (MEF).
Pemerintah menyatakan bahwa langkah mencapai target prioritas dalam fungsi pertahanan itu adalah dengan mendukung pemulihan ekonomi nasional dan reformasi struktural, mempercepat pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista), melanjutkan prioritas pemerintah, dan melaksanakan dukungan operasional pertahanan.
"Beberapa output strategis yang akan dicapai pada fungsi pertahanan pada 2022 antara lain pengadaan alutsista, pemeliharaan/perawatan/peningkatan alutsista, operasi militer selain perang [OMSP], pembangunan sarana, prasarana pertahanan, penguatan cadangan pangan nasional," tertulis dalam Nota Keuangan APBN 2022, dikutip pada Senin (14/2/2022).
Baca Juga
Fungsi pertahanan tersebut dijalankan oleh sejumlah pihak, di antaranya yakni Kementerian Pertahanan (Kemenhan), Dewan Ketahanan Nasional, dan Lembaga Ketahanan Nasional. Belanja alutsista di antaranya merupakan tanggung jawab Kemenhan.
Adapun, alokasi anggaran khusus kementerian pimpinan Prabowo Subianto tersebut pada 2022 adalah Rp134,67 triliun. Pemerintah mengatur bahwa alokasi prioritas Kemenhan melalui anggaran tersebut adalah mendukung pemulihan ekonomi dan reformasi struktural, multiyears contract, prioritas kementerian/lembaga dan prioditas nasional, biaya operasional, dan dukungan operasional pertahanan.
Multiyears contract merupakan kontrak pembayaran transaksi perdagangan yang berlangsung selama beberapa tahun. Skema tersebut lazim digunakan dalam berbagai jenis transaksi, termasuk alutsista.
Dari anggaran tersebut, Rp62,55 triliun merupakan untuk belanja operasional dan Rp72,1 triliun untuk belanja non operasional. Lalu terdapat belanja untuk pemenuhan proyek prioritas nasional senilai Rp27,32 triliun, dan sisanya dialokasikan dalam berbagai program.
"Program modernisasi alutsista, non alutsista, dan sarpras pertahanan Rp46,01 triliun," tertulis dalam dokumen tersebut.
Bisnis telah mencoba meminta penjelasan rencana pembelian jet tempur Boeing dan kesiapan anggaran pemerintah kepada Direktur Jenderal Anggaran Kementerian Keuangan Isa Rachmatarwata. Namun, dia tidak memberikan penjelasan rinci.
"Saya belum terinfo detil. Sepertinya baru dalam tahap perencanaan dan penjajagan," ujarnya.
