Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Investor Utama Unilever Desak Perombakan Dewan Direksi

CEO Unilever Alan Jope menghadapi tekanan yang semakin besar untuk mempercepat perombakan perusahaan karena ketidakpuasan pemegang saham meningkat sehubungan dengan tawaran yang gagal untuk membeli unit kesehatan konsumen GlaxoSmithKline Plc.
Logo Unilever/Bloomberg
Logo Unilever/Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Dua pemegang saham utama Unilever Plc meminta produsen sabun Dove ini untuk mengatur ulang kursi eksekutif perusahaan atau dewan direksinya

Dilansir dari Bloomberg yang mengutip Financal Times (FT), Chief Executive Officer Unilever Alan Jope menghadapi tekanan yang semakin besar untuk mempercepat perombakan perusahaan karena ketidakpuasan pemegang saham meningkat sehubungan dengan tawaran yang gagal untuk membeli unit kesehatan konsumen GlaxoSmithKline Plc.

Top 10 pemegang saham Flossbach von Storch AG mengatakan raksasa barang konsumen harus mempertimbangkan merombak strukturnya, menurut FT. Salah satu pilihannya adalah mempertahankan bisnis makanan di bawah nama Unilever dan memisahkan divisi lain, katanya.

Sebanyak 20 pemegang saham teratas lainnya mendorong untuk mencopot Chairman Unilever Nils Andersen. Sayangnya, FT tidak membeberkan siapa pemegang saham tersebut. Kekhawatiran atas tata kelola muncul setelah dewan mengizinkan CEO Jope untuk membuat beberapa tawaran untuk unit kesehatan konsumen GSK.

Pekan lalu, Unilever mengumumkan rencana untuk memangkas ribuan posisi manajemen untuk mempercepat pengambilan keputusan ketika investor perusahaan Nelson Peltz meningkatkan tekanan untuk perubahan. Manajemen Dana Trian Peltz telah mengumpulkan kepemilikan di perusahaan dalam beberapa bulan terakhir, menurut orang-orang yang mengetahui situasi tersebut.

Sementara Trian belum mengungkapkan rencananya, tetapi kondisi ini kemungkinan meningkatkan perdebatan untuk memisahkan bisnis makanan Unilever dari bisnis rumah tangga dan perawatan pribadi, menurut laporan analis di Jefferies.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hadijah Alaydrus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper