Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan Tinggi, Pan Brothers (PBRX) Tambah 4.000 Pekerja Tahun Ini

PT Pan Brothers Tbk. (PBRX) berencana menambah sekitar 4.000 karyawan untuk mengimbangi tumbuhnya permintaan di pasar internasional pada awal tahun ini. 
Proses penjahitan produk tekstil di pabrik PT Pan Brothers Tbk. /panbrotherstbk.com
Proses penjahitan produk tekstil di pabrik PT Pan Brothers Tbk. /panbrotherstbk.com

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten tekstil PT Pan Brothers Tbk. (PBRX) menargetkan untuk kembali menambah sekitar 4.000 karyawan seiring dengan meningkatnya permintaan di pasar internasional pada awal tahun ini. 

Vice Chief Executive Officer PT Pan Brothers Tbk. (PBRX) Anne Patricia Sutanto mengatakan penambahan karyawan itu bersifat terbatas untuk tetap menjaga produktivitas perseroan.

“Kalau tidak ada aral melintang, perlu sekitar 4.000 pekerja tapi rekrutmen kita bersifat menambah karena peningkatan kapasitas dan juga natural turnover, karena dari waktu ke waktu ada yang pensiun atau resign,” kata Anne melalui pesan WhatsApp, Rabu (2/1/2022). 

Anne mengatakan langkah itu dilakukan untuk menjaga kapasitas produksi seiring dengan kenaikan permintaan barang dari pasar luar negeri. Kendati demikian, dia mengatakan penambahan tenaga kerja itu tidak menjamin permintaan yang dihasilkan turut terkerek naik secara proporsional. 

“Jadi walaupun permintaan bisa naik 30 persen, kita jaga di 10-an persen kenaikannya,” kata dia.

Adapun PBRX saat ini masih menjadi produsen garmen terbesar di Indonesia berdasarkan kapasitas terpasang dengan jumlah tenaga kerja per 31 Desember 2020 sejumlah 30.508 karyawan dan meningkat per 31 Maret 2021 menjadi 31.473 karyawan. 

Per 30 Juni 2021, perseroan kembali mencatatkan peningkatan tenaga kerja menjadi 32.825 karyawan yang tersebar di 25 pabrik PBRX di seluruh Indonesia. 

Seperti diketahui, emiten tekstil PT Pan Brothers Tbk. (PBRX) sempat membukukan penurunan kinerja penjualan dan laba bersih hingga kuartal III/2021. PBRX mencatatkan penjualan senilai US$507,8 juta atau setara Rp7,24 triliun (kurs Jisdor 24 November 2021 Rp14.272 per dolar AS) selama periode Januari hingga September 2021. Penjualan ini turun 3,05 persen dari US$523,7 juta. 

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang terbit Rabu (24/11/2021), penjualan perseroan hingga September 2021 didorong oleh penjualan ekspor yang naik 2,21 persen menjadi US$472,2 juta, dari US$462 juta secara tahunan atau year-on-year (yoy). 

Penjualan lokal perseroan turun signifikan 42,49 persen dari US$62,9 juta di kuartal III/2020, menjadi US$62,9 juta di kuartal III/2021.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Hariyadi B. Sukamdani mengatakan kalangan pengusaha masih melakukan efisiensi mengefisienkan biaya produksi, kendati terjadi peningkatan permintaan barang dari pasar domestik dan luar negeri.

Manuver itu, kata Hariyadi, terlihat dari kecilnya realisasi serapan tenaga kerja di tengah solidnya ekspansi industri manufaktur pada awal tahun ini. Adapun, purchasing managers' index (PMI) manufaktur Indonesia mencatatkan angka ekspansif 53,7 pada Januari 2022 atau naik tipis dari posisi Desember tahun lalu di level 53,5. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper