Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom Goldman Sachs Group Inc., memprediksi adanya risiko pengetatan yang lebih agresif dari Federal Reserve daripada yang diantispasi oleh perbankan Wall Street saat ini.
Dilansir Bloomberg pada Senin (24/1/2022), ekonom yang dipimpin oleh Jan Hatzius mengatakan dalam sebuah laporan bahwa kenaikan suku bunga akan terjadi pada Maret, Juni, September, dan Desember. Adapun pemangkasan neraca keuangan akan dimulai pada Juli.
"[Namun, tekanan inflasi berarti bahwa] risiko agak miring ke atas dari garis dasar kami," ujarnya.
Hatzius dibuat lebih khawatir dengan adanya varian omicron yang membuat macet rantai pasok yang tidka seimbang dan juga pertumbuhan upah. Faktor-faktor itu akan memperparah inflasi.
"Kami melihat risiko FOMC [Komite Pasar Terbuka Federal] akan mengambil langkah pengetatan pada setiap pertemuan sampai gambarannya berubah. Ini akan meningkatkan kemungkinan kenaikan atau pengumuman tentang neraca keuangan lebih awal pada Mei dan lebih dari empat kali kenaikan tahun ini," ungkap ekonom Goldman Sachs.
Gubernur The Fed Jerome Powell dan kolega di FOMC akan melakukan pertemuan pada pekan ini di tengah sinyal kenaikan suku bunga dari mendekati nol pada Maret.
Baca Juga
Ekonom Goldman Sachs mengatakan The Fed memutuskan akan lebih agresif dengan kenaikan 25 basis poin dalam pertemuan berturut-turut daripada 50 basis poin.
"Bahkan itu adalah langkah besar, dan beberapa pejabat The Fed tampaknya mempertimbangkannya untuk saat ini," kata mereka.
Pemicu kenaikan suku bunga lainnya adalah ekspektasi inflasi jangka panjang atau kejutan kenaikan inflasi lanjutan.