Bisnis.com, JAKARTA – Para pengembang rumah subsidi dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) berharap ada kenaikan harga rumah pada tahun ini.
Managing Director SPS Group dan Arrayan Group Asmat Amin mengatakan sudah dua tahun terakhir tidak ada kenaikan harga rumah subsidi.
"Selama dua tahun ini belum ada kenaikan sama sekali untuk rumah MBR," ujarnya dalam diskusi Prolab School of Property, Selasa (11/1/2022) malam.
Padahal, biaya bahan bangunan seperti besi telah mengalami kenaikan sebesar 30 persen, bahkan ada yang mencapai 50 persen. Karena itu, mereka berharap ada kenaikan harga rumah subsidi pada tahun ini.
Ketua Umum Himpunan Pengembang Permukiman dan Perumahan Rakyat (HIMPERRA) Endang Kawidjaja menuturkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat telah melakukan sosialisasi rencana kenaikan harga rumah subsidi yang rerata sebesar Rp12 juta.
"Belum naik tetapi sudah disosialisasikan akan naik harga rumah subsidi. Rerata naik Rp12 juta. Itu materi yang disosialisasikan dari Kementerian PUPR, ini belum ketok palu," tuturnya.
Dia menilai harga rumah subsidi ini memang perlu dinaikan mengingat telah terjadi kenaikan harga bahan bangunan.