Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bakal mengarahkan wisatawan menginap di Bali jika kapasitas akomodasi tidak cukup untuk menampung mereka selama gelaran MotoGP 2022 di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat, 18-20 Maret 2022.
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Vinsensius Jemadu mengatakan kementeriannya bakal memfasilitasi fast boat atau kapal cepat dari Bali ke Lombok untuk wisatawan yang akan menonton perhelatan balap motor internasional itu.
Hanya saja, Vinsen menggarisbawahi langkah itu diambil jika fasilitas hunian di Lombok tidak lagi mampu menampung wisatawan.
“Kalau tidak cukup dibuatkan strategi penonton-penonton itu menginap di Bali tapi menontonnya di Mandalika,” kata Vinsen melalui sambungan telepon, Rabu (5/1/2022).
Menurut dia, langkah itu juga dapat menghidupkan kembali industri pariwisata khususnya sektor perhotelan yang masih terpuruk di Bali akibat pandemi Covid-19 selama dua tahun belakangan.
“Dalam kondisi sekarang ini hotel-hotel akomodasi di Bali itu memang membutuhkan banyak tamu juga,” kata dia.
Baca Juga
Selain itu, dia mengatakan, kementeriannya sudah bekerjasama dengan pengelola jaringan hotel kapsul waralaba Bobobox dan PT Eigerindo Multi Produk Industri atau Eiger Indonesia untuk menyediakan hunian dengan konsep camping ground yang dapat menampung 600 orang.
Adapun, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif memproyeksikan penonton yang berasal dari luar negeri dan domestik untuk gelaran balap MotoGP tahun ini mencapai 100.000 orang. Hanya saja, total akomodasi yang terpasang dari hotel, penginapan hingga desa wisata di KEK Mandalika hanya 23.000 unit per Desember 2021.
Kemenparekraf belakangan tengah berusaha untuk menambah kapasitas hunian dengan menggunakan kapal terapung di kawasan Gili Tramena yang terhubung langsung dengan Mandalika.
Sebelumnya, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika mendapatkan komitmen investasi senilai Rp17 triliun dari investor yang akan mengembangkan dengan pembangunan infrastruktur yang mendukung pariwisata.
Data dari ITDC mencatat beberapa investor seperti Master Land Utilization & Development Agreement (Luda), Vinci Construction Grands Projets (VCGP) yang berinvestasi senilai US$1 miliar atau Rp14 triliun.
Direktur Teknik & SDM ITDC Taufik Hidayat menjelaskan investasi besar tersebut akan dilakukan bertahap selama 15 tahun untuk pengembangan kawasan Mandalika.
"Komitmen ini sudah kami terima dan akan direalisasikan bertahap. Luda salah satunya yang berkomitmen membangun hotel hingga 1.700 kamar di Mandalika dengan nilai investasi Rp3 triliun," jelas Taufik.
Pemerintah terus menggenjot investasi di Mandalika melalui pembangunan infrastruktur pendukung seperti jalan By Pass Bandara Internasional Lombok hingga Mandalika.