Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jalan Tukoni untuk Senyum UMKM di Tengah Pandemi

"Niat kami hanya ingin mengajak, yuk stok makanan. Apalagi menyetok makanan UMKM di rumah."
Layanan Yuk Tukoni./Instagram
Layanan Yuk Tukoni./Instagram

Bisnis.com, JAKARTA - Suara Revo Al Imran Sulaeman (35) bergetar. Ada nada harap dalam ucapannya. Terlebih saat ia bercerita pahit manis yang ia lalui 2 tahun terakhir. 

Hantaman ekonomi akibat pandemi yang terjadi sejak Maret 2020 membuat jiwa Revo terpanggil. Sebagai pemuda yang juga memiliki kedekatan dan terlibat dalam UMKM, ia merasa perlu untuk melakukan sesuatu. 

Revo pun mulai menginisiasi social movement di Yogyakarta untuk ikut membantu UMKM lewat YukTukoni. Kata dalam bahasa Jawa yang secara harafiah berarti ayo beli. 

"Niat kami hanya ingin mengajak, yuk stok makanan. Apalagi menyetok makanan UMKM di rumah," katanya kepada Bisnis, Rabu (29/12/2021). 

Dimulai pada April 2020, saat pandemi Covid-19 menerjang, Revo meluncurkan inisiatif membentuk grup Whatsapp dan Instagram mengajak siapapun yang dikenalnya belanja ke pedagang kecil. Ajakan karena saat itu, para pedagang makanan tidak memiliki sumber penghasilan lain. 

"Modal kami saat itu masih swadaya, bootstrapping," kata Revo. 

Jalan Tukoni untuk Senyum UMKM di Tengah Pandemi

Langkah yang diniatkan membuat pengusaha kecil kembali tersenyum itu memang mendapat penerimaan di tengah masyarakat Yogyakarta. Dengan merekrut kurir lokal, layanan ini mampu melayani pelanggan dalam radius 10 Kilometer. 

Inisiatif lanjutan dilakukan. Yuktukoni mulai melihat celah permintaan jika produk pangan pedagang kecil ini menjadi makanan beku. Selain dapat disimpan lebih lama juga dikirim hingga ke luar kota.

Sasarannya adalah mereka yang biasa wisata ke Yogyakarta namun saat itu terhalang pandemi. Termasuk para perantau yang rindu masakan kampung. Model ini juga membantu produk dapat disimpan lebih panjang, selama penyimpanan benar maka sejumlah produk dapat dibekukan sampai lebih dari 5 bulan.

Konsep membantu UMKM itu mendapat sambutan. Meski terhitung sederhana, dalam 6 bulan Tukoni menjual 18.500 bungkus makanan skala UMKM itu. Dari jumlah ini, makanan legendaris Mie Ayam Tumini paling banyak dipesan yakni mencapai 5.831 bungkus. 

"Kini [setelah hampir berjalan 2 tahun] kami memiliki 260 mitra dengan hampir 500 produk. Setiap hari yang terjual bisa ribuan," katanya mengenang. 

Melonggarnya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang membawa kampus, perkantoran hingga perjalanan wisata mulai membaik, membuat bisnis frozen food yang dikembangkan Yuktukoni mengalami tantangan baru. Keinginan masyarakat berbelanja tidak setinggi saat pandemi. 

"Saat pandemi omset tertinggi sampai Rp350 juta, kuartal II lalu sempat Rp100-Rp120 juta. Kita luncurkan sejumlah inisiatif baru, kini berkisar Rp150-190 juta per bulan," katanya. 

Inisiatif yang dimaksud Revo yakni membawa sejumlah produk UMKM yang bermitra ini masuk ke pusat perbelanjaan. Tukoni melakukan investasi dengan membuka gerai offline di salah satu pusat perbelanjaan terkenal di Yogyakarta. 

Gerai ini diberi branding Pawon Bebarengan atau dapur bersama. Di lokasi ini, pengunjung dapat membeli makanan dari berbagai produk pangan legendaris Yogyakarta di satu lokasi. Termasuk dapat membawa pulang dalam bentuk sudah dikemas rapi. 

Melangkah Lebih Tinggi

Sadar akan ragam produk UMKM setiap daerah sangat khas, kini Tukoni tengah memperluas mitra ke berbagai wilayah. Langkah yang tidak mudah karena sejumlah pelaku usaha tidak selalu memiliki keinginan untuk ekspansi. 

Dukungan yang diberikan Tukoni untuk meningkatkan skala bisnis ini seperti pengemasan hingga desain membawa perubahan bagi UMKM. Sejumlah produk pangan bahkan dapat dipasarkan hingga ke luar negeri. 

Meski demikian, Revo menyebutkan dari mitra yang bekerjasama memiliki grafik penjualan yang berbeda-beda. Untuk itu, Tukoni melakukan pendekatan yang berbeda. 

"Yang unggul seperti Mangut Mbah Marto kita cukup treatment. Sedangkan yang tidak tinggi kami ajak untuk effort lebih. Tapi tentu ada yang mau ada yang tidak," katanya. 

Revo menyebutkan, sejumlah pelaku usaha UMKM kadangkala tidak dapat menerima seketika usulan pengembangan yang dilakukan. Banyak yang merasa hidup hanya untuk uang jika berbuat lebih. "Buat apa," ulang Revo. 

Atas kondisi penolakan dari dalam ini, Revo dan tim kemudian melakukan treatment, bahwa ini bukan sekadar mencari uang. Berkembangnya usaha pangan akan membuka lapangan usaha bagi masyarakat sekitar. Mulai dari pemasok hingga pekerja langsung. 

Revo juga memastikan kepada para mitra, Yuktukoni bukan berkembang menjadi pesaing bahkan ketika kemitraan berakhir. Peran yang diambil rumah bagi UMKM makanan dengan membantu skala bisnis dan pemasaran. 

"Kami juga kembangkan produk-produk UMKM FnB hingga ke luar negeri. Seperti Tempe, terasi banyak peminatnya namun belum terjangkau," ujar Revo lagi. . 

Dalam kesempatan terpisah, salah satu mitra Yuk Tukoni Poniman, anak Mbah Marto yang kini melanjutkan usaha kuliner legendaris Mangut Lele Mbah Marto menyebut kehadiran Yuk Tukoni memberi semangat bagi usahanya saat menghadapi pandemi. 

Mangut Lele Mbah Marto merupakan satu dari sepuluh usaha kuliner yang bergabung saat Yuk Tukoni diperkenalkan. Produk ini menjadi salah satu yang paling laris setiap harinya.

Kehadiran Yuk Tukoni tentu belum mampu menjangkau seluruh pelaku usaha pangan di negeri ini. Akan tetapi langkah membantu UMKM ini telah mendapat apresiasi dari sejumlah pihak termasuk PT Astra International Tbk. (ASII).  

Boy Kelana Soebroto, Head of Corporate Communications Astra menyebutkan pihaknya konsisten mencari generasi muda Indonesia yang tanpa lelah berkontribusi bagi lingkungan sekitarnya. Mereka yang memiliki semangat dan dinilai bisa menginspirasi dianugerahi Satu Indonesia Award seperti yang diterima Revo pada 2020 lalu. 

"Peranan mereka menjadi modal sosial yang penting untuk mempercepat pembangunan," kata Boy dalam diskusi Semangat Maju Bersama beberapa waktu lalu.

Menurut Boy, pihaknya akan terus memberi dukungan kepada anak muda yang memiliki semangat maju dan menginspirasi yang sejalan dengan empat pilar Astra. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Anggara Pernando

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper