Bisnis.com, PEKANBARU – Menindaklanjuti kunjungan kerja Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono ke Turki pada 4 s/d 6 November 2021 lalu dalam rangka penjajakan kerjasama pembangunan infrastruktur antara Indonesia dan Turki, kini giliran Delegasi Kedutaan Besar Turki untuk Indonesia melakukan serangkaian kunjungan kerja di Indonesia. Adapun salah satu agenda dalam rangkaian kunjungan kerja ini adalah site visit ke Jalan Tol Trans Sumatera Ruas Pekanbaru-Dumai.
Rombongan yang terdiri dari Duta Besar Indonesia untuk Turki, beberapa perusahaan konstruksi asal Turki yakni ERG Insaat Ticaret ve Sanayi dan DORCE Ltd melakukan kunjungan kerjanya sejak Selasa (14/12) hingga hari ini, Rabu (15/12). Adapun agenda yang dilakukan antara lain pembahasan road project financing, pembahasan detail proyek yang akan dibukakan peluang kerjasama pada pihak Turki, hingga kunjungan lapangan ke ruas JTTS.
Turut serta dalam kunjungan kerja ini, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna, Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR Reni Ahiantini, Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro, serta Direktur Human Capital & Legal Hutama Karya Muhammad Fauzan.
Sementara Delegasi Turki yang turut serta diantaranya Group CFO ERG Insaat Ticaret ve Sanayi, Ali Koray Erden; General Manager ERG Insaat Ticaret ve Sanayi, Ali Riza Bayraktaroglu, dan Deputy General Manager of Business Development at DORCE Ltd, Geldimurat Annageldiyev.
Foto: dok. Hutama Karya
Agenda pada site visit JTTS Tol Pekanbaru – Dumai juga sekaligus mengajak calon investor melakukan survei kondisi tanah khususnya pada sekitar proyek pembangunan Tol Pekanbaru – Bangkinang, serta pembahasan mengenai detail usulan proyek yang akan dikolaborasikan dengan kontraktor asal Turki tersebut.
Kunjungan ini menjadi kunjungan awal sebelum pelaksanaan Business Forum antara Asosiasi Kontraktor Turki (TCA) dengan Asosiasi Kontraktor Indonesia serta antara Asosiasi Konsultan Turki (ATCEA) dengan Asosiasi Konsultan Indonesia yang akan diselenggarakan di Jakarta pada awal 2022 mendatang.
Di sela-sela kunjungan, Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Herry Trisaputra Zuna mengatakan bahwa Kementerian PUPR menyambut baik minat kerja sama para pengusaha dan perusahaan konstruksi asal Turki, khususnya untuk terlibat dalam pembangunan JTTS.
“Bersama dengan HK kita membahas rencana kerjasama. Meski demikian ini baru merupakan tahapan awal penjajakan kerjasama sehingga kita ajak mereka untuk survei kondisi lapangan. Selain itu, masih banyak hal-hal yang perlu dilengkapi untuk dapat merealisasikan kerjasama ini nantinya. Adapun Proyek yang ditawarkan adalah Proyek JTTS ruas Jambi – Rengat dan beberapa Ruas Rengat – Pekanbaru (Pekanbaru – Siak) dengan total panjang sepanjang 282,7 Km yang memiliki total investasi sebesar USD 3,1 Miliar,” jelas Herry.
Salah satu delegasi Turki, yakni Ali Koray Erden selaku Group CFO, ERG Insaat Ticaret ve Sanayi menyampaikan antusiasmenya untuk berkolaborasi dengan Kementerian PUPR dan Hutama Karya selaku owner JTTS.
“We’re looking forward to collaborate on infrastructure development here in Indonesia through our good portofolio on building toll road in our country,” ujar Ali.
Foto: dok. Hutama Karya
Sementara itu, Direktur Operasi III Hutama Karya Koentjoro mengatakan bahwa Hutama Karya siap mendukung minat investasi Turki di Indonesia khususnya dalam penyelesaian pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera.
“Ini merupakan langkah yang baik untuk membuka peluang investasi di Indonesia. Adapun setelah ini kami akan melanjutkan penjajakan kerjasama dengan segera merealisasikan MoU antara kedua belah pihak. Nantinya ada banyak manfaat yang bisa kita dapatkan melalui kolaborasi ini, salah satunya transfer knowledge dan teknologi terkini. Saya berharap pertemuan hari ini akan menjadi awal langkah kita dalam kerjasama pembangunan infrastruktur yang lebih baik antara kedua negara utamanya dalam mendukung percepatan penyelesaian JTTS,” ujar Koentjoro
Lebih lanjut Koentjoro menyampaikan bahwa pembangunan salah satu ruas JTTS yang dilintasi yakni Tol Pekanbaru – Bangkinang cukup progresif dimana hingga saat ini tol sepanjang 40 Km konstruksinya telah mencapai 76%.
“Nantinya Jalan Tol Pekanbaru – Bangkinang yang memiliki 2x2 lajur akan dilengkapi dengan 6 (enam) jembatan, 2 (dua) Rest Area, serta 1 Gerbang Tol (GT) yang berada di Bangkinang. Tentunya kami berharap, jalan tol ini dapat segera difungsionalkan pada awal tahun 2022 mendatang,” tutup Koentjoro, Direktur Operasi III Hutama Karya.
Disamping progress signifikan Jalan Tol Pekanbaru – Bangkingang yang sedang dibangun, Hutama Karya juga terus mengoptimalkan Standar Pelayanan Minimum (SPM) pada Jalan Tol Pekanbaru – Dumai sepanjang 131 Km yang telah dioperasikan sejak tahun lalu.
Jalan tol ini dilengkapi dengan Tempat Istirahat Sementara (TIS) yang berlokasi di KM 45 arah Pekanbaru menuju Dumai, KM 65 arah Dumai ke Pekanbaru, dan KM 82 dikedua arahnya, dimana masing-masing TIS tersebut sudah terisi 8 (delapan) tenant yang terdiri dari UMKM Daerah, (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Modular, Bengkel, Kios UMKM, dan Minimarket. Setiap TIS yang dikelola oleh Jalan Tol Pekanbaru – Dumai dapat menampung hingga 30 Kendaraan.
Foto: dok. Hutama Karya
Selain itu, dilakukan pula pemeliharaan secara berkala sesuai SPM demi kenyamanan dan keamanan pengguna jalan tol yang dikelola dengan menggunakan sistem Rekonstruksi Beton Rigid, Scrapping, Filling & Overlay (SFO) dan Patching Hotmix sesuai dengan tingkat perbaikannya.
Masih berkaitan dengan pemeliharaan, Tol Permai juga mendukung penghijauan dengan secara rutin melakukan penanaman pohon, tercatat 34.330 pohon telah di tanam di sepanjang jalan tol dan Rest Area pada periode 2021.
Sebelumnya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam kunjungannya ke Turki pada November lalu mengatakan bahwa Indonesia mendorong investor-investor dari Turki untuk berinvestasi di berbagai sektor infrastruktur baik melalui skema Kerjasama Pemerintah Badan Usaha (KPBU), maupun Engineering, Procurement, Construction (EPC).
Kementerian PUPR menyakini bahwa pembangunan infrastruktur di Indonesia masih banyak menyediakan peluang investasi yang dapat dikerjasamakan dengan perusahaan konstruksi dari luar negeri, khususnya Turki.