Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengadaan Pembangkit Energi Terbarukan Mesti Terbuka dan Cepat

Transisi energi menuju netral karbon atau net zero emission merupakan sebuah keniscayaan. Langkah ini juga harus dilakukan oleh Indonesia.
Energi terbarukan/bumn.go.id
Energi terbarukan/bumn.go.id

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Produsen Listrik Swasta Indonesia (APLSI) mendorong proses pengadaan pembangkit listrik energi terbarukan dilakukan secara terbuka dan cepat di tengah upaya transisi energi.

Ketua Umum APLSI Arthur Simatupang mengatakan bahwa transisi energi menuju netral karbon atau net zero emission merupakan sebuah keniscayaan. Begitupun langkah ini perlu dicapai Indonesia.

"Dibutuhkan proses pengadaan yang transparan dan cepat untuk dapat mengakselerasi investasi di EBT sebagai pemenuhan kebutuhan tambahan listrik ke depan," katanya kepada Bisnis, Senin (13/12/2021).

Lebih lanjut, dia menyebut APLSI sudah memiliki rekam jejak dalam pengembangan kelistrikan swasta. Asosiasi juga menyatakan kesiapan mengambil peranan dalam peningkatan porsi energi baru terbarukan (EBT).

Menurutnya, percepatan pengembangan energi terbarukan memerlukan kerja sama antara pemerintah dengan pelaku usaha swasta yakni independent power producer (IPP). Upaya ini untuk memastikan keberhasilan proses transisi energi.

Di dalam negeri, asosiasi menyadari potensi pengembangan bisnis EBT cukup besar. Beberapa sumber daya dimiliki sebagai sumber energi dari surya, air, angin, biomassa hingga waste to energy. Pengembangan energi hijau diyakini akan mempercepat penurunan emisi karbon.

Di sisi lain, asosiasi mendorong peningkatan penggunaan listrik dalam aktivitas kesehatan masyarakat. Beberapa di antaranya seperti kompor listrik maupun kendaraan listrik baik roda dua maupun roda empat. Kendati demikian, dia menekankan keandalan listrik harus tetap terjaga di tengah upaya transisi ini.

"Sehingga transformasi keseluruhan value chain ecosystem dapat tercipta dengan baik," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper