Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengelola Mal Perlu Investasi Lebih untuk Diversifikasi Tenant

Pengelola mal dinilai perlu melakukan investasi lebih untuk diversifikasi tenant agar bisa kembali menarik animo konsumen.
Pengunjung berada di pusat perbelanjaan MargoCity, Depok, Jawa Barat, Jumat (20/8/2021). Pemerintah Kota Depok kembali mengizinkan pusat perbelanjaan atau mall beroperasi mulai pukul 10.00 WIB - 20.00 WIB dengan menerapkan protokol kesehatan seperti pembatasan jumlah pengunjung sebanyak 50 persen serta wajib vaksin./ANTARA FOTO-Asprilla Dwi Adha
Pengunjung berada di pusat perbelanjaan MargoCity, Depok, Jawa Barat, Jumat (20/8/2021). Pemerintah Kota Depok kembali mengizinkan pusat perbelanjaan atau mall beroperasi mulai pukul 10.00 WIB - 20.00 WIB dengan menerapkan protokol kesehatan seperti pembatasan jumlah pengunjung sebanyak 50 persen serta wajib vaksin./ANTARA FOTO-Asprilla Dwi Adha

Bisnis.com, JAKARTA - Pengelola mal dinilai perlu melakukan diversifikasi tenant untuk kembali menarik animo konsumen usai pandemi mereda.

Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet berpendapat pengelola pusat belanja harus menyiapkan investasi lebih. Namun, langkah tersebut menjadi penting mengingat persaingan dengan platform daring makin ketat.

“Idealnya diversifikasi tenant jadi penting. Karena masyarakat punya preferensi datang ke satu tempat yang bisa menyediakan banyak produk. Sama halnya dengan aktivitas belanja daring,” kata dia, Jumat (10/12/2021).

Dia memandang prospek pengembangan pusat belanja modern masih positif ke depan, selama investor menyiapkan strategi yang tepat untuk menangkap peluang. Eksistensi pusat perbelanjaan dinilai menghadapi tantangan besar dengan berkembangnya aktivitas dagang-el.

Berkembangnya aktivitas dagang-el, lanjut Rendy, makin menambah tantangan bagi pusat perbelanjaan. Namun dia menilai peluang tetap tersedia mengingat pengalaman belanja langsung tidak bisa digantikan dengan belanja daring.

“Jadi kembali kembali ke strategi dalam menyasar pasar. Apa pusat perbelanjaan harus fokus ke produk atau tenant tertentu, atau justru khusus menyasa kelompok dengan proporsi belanja yang besar,” lanjutnya.

Dia menilai pusat belanja existing perlu mengadopsi inovasi yang sejalan dengan perkembangan gaya belanja masyarakat. Di antaranya dengan diversifikasi tenant dan adopsi konsep lifestyle.

Director and Corporate Secretary PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) Minarto Basuki sebelumnya menyatakan bahwa pusat belanja yang telah mengadopsi konsep lifestyle cenderung memiliki tingkat okupansi yang lebih tinggi daripada pusat belanja yang hanya menjadi lokasi belanja.

“Mal yang ramai bukan hanya pusat perbelanjaan, tetapi juga untuk masyarakat bermain, meeting, mendapatkan hiburan, dan lainnya. Jadi penyewa yang banyak memang dari segmen makanan dan minuman, apparel, gadget, dan lainnya,” kata Minarto.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper