Bisnis.com, JAKARTA - Pengelola mal dinilai perlu melakukan diversifikasi tenant untuk kembali menarik animo konsumen usai pandemi mereda.
Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Yusuf Rendy Manilet berpendapat pengelola pusat belanja harus menyiapkan investasi lebih. Namun, langkah tersebut menjadi penting mengingat persaingan dengan platform daring makin ketat.
“Idealnya diversifikasi tenant jadi penting. Karena masyarakat punya preferensi datang ke satu tempat yang bisa menyediakan banyak produk. Sama halnya dengan aktivitas belanja daring,” kata dia, Jumat (10/12/2021).
Dia memandang prospek pengembangan pusat belanja modern masih positif ke depan, selama investor menyiapkan strategi yang tepat untuk menangkap peluang. Eksistensi pusat perbelanjaan dinilai menghadapi tantangan besar dengan berkembangnya aktivitas dagang-el.
Berkembangnya aktivitas dagang-el, lanjut Rendy, makin menambah tantangan bagi pusat perbelanjaan. Namun dia menilai peluang tetap tersedia mengingat pengalaman belanja langsung tidak bisa digantikan dengan belanja daring.
“Jadi kembali kembali ke strategi dalam menyasar pasar. Apa pusat perbelanjaan harus fokus ke produk atau tenant tertentu, atau justru khusus menyasa kelompok dengan proporsi belanja yang besar,” lanjutnya.
Dia menilai pusat belanja existing perlu mengadopsi inovasi yang sejalan dengan perkembangan gaya belanja masyarakat. Di antaranya dengan diversifikasi tenant dan adopsi konsep lifestyle.
Director and Corporate Secretary PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) Minarto Basuki sebelumnya menyatakan bahwa pusat belanja yang telah mengadopsi konsep lifestyle cenderung memiliki tingkat okupansi yang lebih tinggi daripada pusat belanja yang hanya menjadi lokasi belanja.
“Mal yang ramai bukan hanya pusat perbelanjaan, tetapi juga untuk masyarakat bermain, meeting, mendapatkan hiburan, dan lainnya. Jadi penyewa yang banyak memang dari segmen makanan dan minuman, apparel, gadget, dan lainnya,” kata Minarto.