Bandara Kertajati
Bandara Kertajati
Sepinya Bandara Kertajati disebabkan oleh minimnya ketersediaan infrastruktur untuk menjangkau bandara tersebut. Selama belum ada ketersediaan transportasi yang nyaman dari Bandung menuju Kertajati, maka penumpang akan cenderung memilih terbang melalui Bandara Soekarno-Hatta (CGK).
Kementerian Perhubungan merencanakan pengembangan Bandara Kertajati di Jawa Barat tak hanya sebagai pusat pemeliharaan dan perawatan pesawat (maintenance repair overhaul/MRO), tetapi juga mendukung Pelabuhan Patimban sebagai pusat ekonomi di wilayah tersebut.
Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Novie Riyanto mengatakan rencana pengembangan dan desain bandara yang terletak di Majalengka sudah dilakukan sejak 2008. Selanjutnya, pemerintah pusat dan daerah melakukan kerja sama dan masing-masing membagi peranannnya.
Menurutnya kunci kesuksesan pergerakan bandara Kertajati sangat bergantung kepada penyelesaian akses jalan tol Cileunyi–Sumedang–Dawuhan atau yang dikenal dengan Cisumdawu. Terkait dengan akses tol ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), tuturnya, menargetkan rampung pada tahun ini.
Pembangunan Bandara Kertajati sendiri sudah direncanakan sejak era Presiden Megawati Soekarnoputri. Studi kelayakan bandara ini sudah ada sejak 2003 dan izin enetapan lokasinya dilakukan sejak 2005.
Bandara ini diresmikan operasinya pada 24 Mei 2018 dengan Pesawat Kepresidenan Indonesia mendarat sebagai yang pertama di bandara udara ini.