Bisnis.com, JAKARTA — Alokasi anggaran percepatan pengembangan lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) pada tahun 2022 ditetapkan sebesar Rp351,6 miliar. Alokasi anggaran itu naik 74,3 persen dari tahun anggaran sebelum sebesar Rp201,7 miliar.
“Alokasi dukungan anggaran Tahun 2022 sudah terpetakan untuk lima destinasi super prioritas dan ini tentunya akan kita optimalkan,” kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno dalam Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Pengembangan Lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas Tahun 2021” yang diselenggarakan Kemenkomarves, Rabu (1/12/2021).
Sandi berharap dukungan anggaran itu dapat meningkatkan indeks daya saing pariwisata Indonesia. Khususnya pada pilar-pilar yang tingkat daya saingnya masih rendah. Seperti Environment Sustainability, Health and Hygiene, Tourist Service Infrastructure, Safety and Security, ICT Readiness serta Ground and Port Infrastructure.
"Saya sudah lihat begitu giatnya pembangunan yang saat ini dilakukan. Mari wujudkan 5 destinasi pariwisata super prioritas betul-betul berkualitas dengan penuh totalitas," kata dia.
Adapun, pengembangan destinasi dan sumber daya manusia serta pemberdayaan masyarakat akan menjadi fokus Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dalam upaya mempercepat DPSP di tahun depan.
Selain tentunya juga pada ruang lingkup pengembangan industri dan investasi, pengembangan promosi, product development and event, serta pengembangan produk ekonomi kreatif yang diharapkan dapat menggerakkan ekonomi dengan terbukanya lapangan kerja lebih luas.
Baca Juga
"Pengembangan ke depan tersebut akan kami lakukan melalui kerja sama dan kolaborasi yang optimal dengan unsur pentahelix. Kita akan mengajak institusi pendidikan, pelaku usaha, komunitas, pemerintah daerah, serta media,” tuturnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) membidik potensi investasi sebesar US$151,03 juta atau Rp2,19 triliun (kurs Rp14.500 per dolar AS) dari proyek investasi pariwisata.
Proyek investasi prospektif dari sektor pariwisata tersebut merupakan bagian dari 32 proyek prospektif yang akan ditawarkan Indonesia kepada investor. Total nilai investasi dari seluruh proyek prospektif mencapai US$10,4 miliar atau Rp150,55 triliun.
Sesuai kesiapan investasi, proyek-proyek tersebut terbagi menjadi dua kategori yaitu pra studi kelayakan atau prefeasibility study (Pre-FS), serta proyek investasi yang siap ditawarkan atau investment project ready to offer (IPRO).