Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HM Sampoerna (HMSP) Investasi Rp2,37 Triliun, Ini Rencananya

Adapun fasilitas produksi tersebut dijadwalkan akan beroperasi pada kuartal IV/2022 dan akan memenuhi permintaan pasar dalam negeri dan difokuskan untuk pasar ekspor di kawasan Asia Pasifik.
Pekerja PT HM Sampoerna Tbk melakukan aktivitas di pabrik sigaret kretek tangan (SKT) Sampoerna di Surabaya, Kamis (19/5/2016). /Antara
Pekerja PT HM Sampoerna Tbk melakukan aktivitas di pabrik sigaret kretek tangan (SKT) Sampoerna di Surabaya, Kamis (19/5/2016). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA — PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) mengumumkan realisasi investasi dengan total nilai sekitar US$166,1 juta (Rp2,37 triliun) untuk pembangunan fasilitas produksi batang tembakau bagi Iqos dengan merek Heets, di Karawang, Jawa Barat.

Iqos adalah perangkat yang dirancang untuk memanaskan tembakau dan bukan membakarnya. Produk ini bukanlah rokok elektrik, tetapi bisa dianggap sebagai penengah antara rokok tradisional dan produk vaping.

Adapun fasilitas produksi tersebut dijadwalkan akan beroperasi pada kuartal IV/2022 dan akan memenuhi permintaan pasar dalam negeri dan difokuskan untuk pasar ekspor di kawasan Asia Pasifik.

Fasilitas tersebut akan menjadi pusat produksi ketujuh Philip Morris International (PMI) secara global dan kedua di Asia, serta merupakan perluasan dari fasilitas produksi Sampoerna yang berlokasi di Karawang.

"Fasilitas ini merupakan bagian dari komitmen global PMI dalam menyediakan produk tembakau bebas asap sebagai alternatif yang lebih baik bagi perokok dewasa," kata Presiden Direktur Sampoerna, Mindaugas Trumpaitis dalam keterangannya, Selasa (30/11/2021).

Mindaugas berharap realisasi investasi ini juga dapat meningkatkan efek berganda yang lebih besar melalui penciptaan nilai tambah, serapan daun tembakau dari petani lokal, membuka lapangan kerja baru bagi tenaga kerja berketerampilan tinggi, dan semakin meningkatkan kepercayaan para investor atas iklim investasi di Indonesia.

Menteri Investasi Republik Indonesia, Bahlil Lahadalia menyambut baik realisasi investasi tersebut. Melalui investasi ini, dia berharap Sampoerna dapat menjadi salah satu motor penggerak penerapan teknologi dan inovasi demi keberlanjutan industri produk tembakau nasional.

"Hal ini sejalan dengan upaya-upaya pemulihan ekonomi dan inisiatif pemerintah menjalankan peta jalan Making Indonesia 4.0," kata Bahlil.

Bahlil juga mengatakan bahwa perluasan investasi oleh Sampoerna merupakan bukti keberhasilan pemerintah dalam menciptakan iklim investasi yang baik di tanah air sehingga mampu menarik lebih banyak investor ke Indonesia, terutama yang berorientasi ekspor.

"Ke depannya, kami berharap semakin banyak perusahaan yang memperluas portofolio investasinya di Indonesia," tambah Bahlil.

Sementara itu, di Indonesia, Sampoerna telah melakukan uji pasar Iqos secara terbatas sejak Maret 2019 melalui program keanggotaan “IQOS Club” untuk mempelajari potensi pasar dan respons perokok dewasa terhadap produk bebas asap rokok.

Saat ini, Iqos dan batang tembakau dengan merek Heets tersedia di Jakarta, Surabaya, Bali, dan Medan.

Iqos dan produk tembakau habis pakainya pertama kali dipasarkan ke konsumen di Nagoya, Jepang dan Milan, Italia pada 2014. Pada 30 September 2021, produk bebas asap PMI sudah dipasarkan di 70 pasar di kota-kota utama atau secara nasional, dan terdapat jumlah total sekitar 20,4 juta pengguna dewasa di seluruh dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper