Bisnis.com, JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menyampaikan bahwa pemulihan ekonomi global akan menuju lebih seimbang pada 2022.
Hal ini tercermin dari ekonomi negara-negara di Eropa dan Jepang yang mulai menyusul Amerika Serikat, sementara di emerging market, ekonomi India, dan Asean-5 mulai menyusul China.
Kondisi tersebut didukung oleh meredanya kasus Covid-19, pembukaan kembali sektor ekonomi, serta berlanjutnya stimulus kebijakan fiskal dan moneter.
Meski demikian, Perry mengatakan muncul lima permasalahan baru di tingkat global yang perlu terus dicermati.
Pertama, normalisasi kebijakan moneter dan fiskal di negara maju dan ketidakpastian pasar keuangan global yang belum mereda.
“Kedua, dampak luka memar pandemi pada korporasi dan stabilitas sistem keuangan dan ketiga, meluasnya sistem pembayaran digital antarnegara dan risiko aset kripto,” katanya dalam acara Pertemuan Tahunan BI, Rabu (24/11/2021).
Baca Juga
Tantangan keempat, yaitu tuntutan ekonomi keuangan hijau, serta tantangan kelima adalah melebarnya kesenjangan dan perlunya inklusi keuangan.
Dari sisi domestik, Perry menyampaikan perekonomian akan terus melanjutkan pemulihan dengan pertumbuhan yang mencapai 4,7 hingga 5,5 persen pada 2022.
“Selain ekspor, konsumsi dan investasi akan meningkat, didukung vaksinasi, pembukaan sektor ekonomi, dan stimulus kebijakan,” jelasnya.
Tingkat inflasi pun, kata Perry, akan tetap terkendali pada 2022 dan terjaga pada kisaran 2 hingga 4 persen.
“Stabilitas nilai tukar rupiah akan tetap dijaga sesuai dengan komitmen kuat BI di tengah normalisasi kebijakan the Fed,” tuturnya.