Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Grab, Gojek, Maxim Didorong Pakai Kendaraan Listrik

Pemerintah mendorong Grab, Gojek, dan Maxim untuk menggunakan kendaraan listrik, agar lebih ramah lingkungan.
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di kawasan Mayestik, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengemudi ojek online menunggu penumpang di kawasan Mayestik, Jakarta, Rabu (18/3/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menargetkan penggunaan kendaraan listrik untuk transportasi umum setelah sebelumnya diinisiasi oleh pemerintah.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan pada tahap awal untuk mendorong penggunaan kendaraan listrik, pemerintah telah melakukan inisiasi yang diterapkan dalam penggunaan mobil dinas. Selanjutnya, secara bertahap para operator transportasi diharapkan juga bisa mulai menerapkannya.

“Memang untuk tahap awal, penggunaan kendaraan listrik adalah pertama diinisiasi oleh pemerintah dan yang kedua untuk angkutan umum. Jadi kita sudah mendorong aplikator transportasi online Grab, Gojek, Maxim untuk menggunakan kendaraan listrik, berikutnya DAMRI juga akan segera melaunching penggunaan bus listrik,” ujarnya melalui siaran pers, Jumat (12/11/2021).

Sejauh ini, Budi memaparkan sejumlah hal yang masih menjadi tantangan adalah harga kendaraan listrik masih cukup tinggi terutama pada komponen baterainya. Terkait hal ini, pemerintah mengupayakan agar harga baterai semakin terjangkau, salah satunya dengan mulai dibangunnya pabrik baterai di Karawang, Jawa Barat yang ground breakingnya telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada September lalu.

Pihaknya pun tengah mendorong skema pembelian kendaraan bermotor tanpa baterai, yaitu dengan konsep tukar baterai atau swap baterai. Saat ini sudah ada beberapa perusahaan yang bergelut di bidang tersebut diantaranya PT Oyika Powered Solution dan PT. Swap Energi Indonesia.

Dengan model swap baterai tersebut, nantinya pengguna dapat menuju ke minimarket terdekat yang menyediakan swap baterai, kemudian menukar baterai yang kosong dengan baterai yang telah terisi penuh.

“Jadi pembelian sepeda motor listrik bisa lebih murah karena tanpa baterai, mereka cukup bayar sewa saja,” jelasnya.

Adapun saat ini populasi sepeda motor listrik saat ini kurang lebih mencapai 10.300 yang sudah beredar di masyarakat. Tetapi setelah Perpres 55/2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai, memang perkembangan jumlah kepemilikan dan manufaktur industri kendaraan bermotor listrik juga meningkat. Dari semula yang hanya 5 sekarang sudah mencapai 22 APM sepeda motor listrik. Sementara untuk populasi mobil listrik masih di angka 1.500-an.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper