Bisnis.com, JAKARTA - Ekonomi industri internet di Asia Tenggara bakal tumbuh dua kali lipat hingga US$363 miliar pada 2025, melampaui perkiraan sebesar US$300 miliar.
Dilansir Bloomberg pada Rabu (10/11/2021), riset yang dilakukan oleh Google, Temasek Holdings Pte., dan Bain & Co., menunjukkan bahwa bisnis e-commerce, perjalanan, media, transportasi, dan makanan telah mendorong pertumbuhan ekonomi digital di kawasan ini.
Belanja online naik hingga 49 persen pada 2021 menjadi US$174 miliar. Kawasan ini menyumbang 60 juta pengguna internet baru sejak dimulainya pandemi, di mana Thailand dan Filipina menjadi yang tertinggi.
Asia Tenggara yang menjadi basis bagi Lazada yang dimiliki oleh Alibaba Group Holding Ltd., dan Sea Ltd., (Shopee) yang dikuasai Tencent Holdings Ltd., diperkirakan akan melihat pertumbuhan 62 persen pada gross merchandise value (GMV) pada e-commerce tahun ini.
Proyeksi tersebut didukung dengan gaya belanja konsumen dari rumah yang mengandalkan Lazada dan Shopee.
Riset tersebut juga menyebutkan bahwa belanja online bakal menyentuh US$234 miliar pada 2025, naik jauh ketimbang proyeksi sebesar US$172 miliar. Capaian tersebut menghasilkan 64 persen dari total proyeksi GMV digital di kawasan yang sebesar US$363 miliar.
Baca Juga
"Berlanjutnya peralihan perilaku konsumen dan gerai sesuai dengan kepercayaan diri investor, telah mengantarkan Asia Tenggara ke dekade digital. Dan kawasan ini sedang menuju GMV sebesar US$1 triliun pada 2030," kata Google dalam laporan tersebut.
Laporan ini juga menyebutkan total kesepakatan investasi di antara perusahaan internet di Asia Tenggara mencapai US$11,5 miliar pada paruh pertama tahun ini. Artinya, capaian ini akan melampaui capaian pada sepanjang 2020 senilai US$11,6 miliar.
Beberapa perusahaan rintisan teknologi dengan valuasi terbesar di kawasan ini termasuk Grab Holdings Inc., dan GoTo sedang bersiap untuk menjadi perusahaan terbuka guna meningkatkan modal atau mengizinkan investor awal untuk memonetisasi kepemilikan mereka.
Indonesia menjadi ekonomi digital terbesar di kawasan ini di mana belanja online diperkirakan akan mencapai US$146 miliar pada 2025. Bahkan, investasi modal ventura di Indonesia pada semester I/2021 telah melampaui total kesepakatan satu tahun penuh dalam 4 tahun terakhir.
Sementara itu, Vietnam diperkirakan akan tumbuh paling cepat di antara enam negara lainnya yang diteliti dalam studi ini, hampir tiga kali lipat dalam GMV online selama 4 tahun ke depan.