Bisnis.com, DUBAI — Kementerian Perindustrian mengungkapkan adanya ketertarikan perusahaan gula Dubai, yaitu Al Khaleej Sugar Co, untuk mengembangkan pabrik-pabrik gula di Indonesia.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyatakan pemerintah berharap industri gula nasional akan lebih efisien ke depannya.
“Kebetulan saya baru saja bertemu dengan Al Khaleej Sugar Co, dengan owner-nya langsung untuk belajar bagaimana men-develop pabrik-pabrik gula di Indonesia,” katanya di sela-sela kunjungan ke Paviliun Indonesia dalam gelaran World Expo 2020 Dubai, Selasa (2/11/2021).
Selain itu, sambungnya, pemerintah berkeinginan untuk menjadikan industri gula nasional dapat menerapkan teknologi industri 4.0 dan lebih lebih ramah terhadap lingkungan.
Melalui teknologi industri 4.0 atau digitalisasi, katanya, akan terjadi efisiensi yang pada gilirannya akan memberi nilai tambah bagi produk-produk Indonesia, termasuk gula.
“Jadi kita ingin salah satu caranya untuk mengupayakan tidak ada lagi impor gula. Tidak lagi impor karena dengan populasi yang semakin tinggi, demand dari gula, bukan hanya populasi tapi keinginan utk merasakan gula bagi penduduk Indonesia, makin tinggi. Pasti otomatis kita harus mencari cara untuk bisa menekan importasi gula.”
Baca Juga
Salah satu caranya selain farming atau menyiapkan lahan-lahan tebu, Indonesia juga harus mendorong adanya digitalisasi 4.0 dalam industri gula itu sendiri.
“Saat ini, Siemens sudah lebih dahulu melakukan penilaian terhadap seluruh pabrik gula di Indonesia, terutama dari sisi teknologi yang tepat [efisien], seperti apa,” tambah Agus.
Sebagai catatan, pada 17 Agustus 2021, Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) resmi membentuk anak perusahaan baru bernama PT Sinergi Gula Nusantara atau dikenal juga dengan nama Sugar Co. demi melapangkan jalan swasembada konsumsi gula nasional pada 2025.
PTPN III menargetkan swasembada gula konsumsi dengan memproduksi 2 juta ton gula pada 2025. "Kami optimistis target tahun ini yang sudah giling 900 ribu ton, jadi pada tahun 2025 kami bisa menghasilkan 2 juta ton. Apabila ini terjadi maka tahun 2025 gula konsumsi tidak perlu impor lagi," kata Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani, beberapa waktu lalu.
Sampai dengan Juni 2021, PTPN III menyebut produktivitas tebu mencapai 73,3 ton per ha, naik 107,01 persen dibandingkan dengan capaian periode yang sama pada tahun lalu. Sementara itu, produksi gula berjumlah 270.000 ton atau naik 128,57 persen secara tahunan.
Adapun, Sugar Co dimiliki oleh PTPN (51 persen) yang mewakili pemerintah dan 49 persen oleh investor swasta. Sekitar 35 pabrik gula yang sebelumnya berada di bawah naungan beberapa PTPN nantinya akan dimasukkan ke dalam SugarCo sebagai satu entitas usaha pergulaan.
Direktur Utama Holding Perkebunan Nusantara pernah menyatakan bahwa pembentukan Sugar Co dilakukan dalam rangka restrukturisasi bisnis gula. Pembentukan PT Sinergi Gula Nusantara sekaligus sebagai langkah strategis menjawab tantangan ketahanan gula konsumsi nasional.
Restrukturisasi bisnis gula juga merupakan bagian dari Program Strategis Kementerian BUMN masa bakti Kabinet Indonesia Maju 2020—2024.