Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dua Faktor Ini Bakal Jadi Penghambat Inflasi hingga Akhir 2021

Harga emas cenderung melemah di tengah pemulihan ekonomi global, ditambah dengan adanya risiko tapering the Fed. Di samping itu, pemerintah juga telah memutuskan untuk memperpanjang diskon 100 persen PPnBM untuk kendaraan bermotor hingga akhir tahun.
Sejumlah pekerja berjalan di jalur pedestrian Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Jumat (2/7/2021)./Antara
Sejumlah pekerja berjalan di jalur pedestrian Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Jumat (2/7/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Tingkat inflasi pada akhir 2021 diperkirakan akan mencapai level yang rendah.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman mengatakan beberapa faktor yang masih akan menahan tekanan inflasi adalah harga emas dan insentif pajak.

Dia menjelaskan, harga emas cenderung melemah di tengah pemulihan ekonomi global, ditambah dengan adanya risiko tapering the Fed.

Di samping itu, pemerintah juga telah memutuskan untuk memperpanjang diskon 100 persen PPnBM untuk kendaraan bermotor hingga akhir tahun.

Namun demikian, dia berpandangan bahwa potensi tekanan inflasi sisi permintaan tetap ada pada kuartal IV/2021 di tengah percepatan pemulihan ekonomi, seiring pelonggaran pembatasan aktivitas publik yang akan meningkatkan mobilitas dan permintaan masyarakat.

“Perkiraan kami menunjukkan bahwa inflasi pada akhir tahun 2021 bisa lebih rendah dari perkiraan awal kami sebesar 2,28 persen. Perkiraan kami sekarang menunjukkan bahwa inflasi tahun 2021 bisa menjadi sekitar 1,8-1,9 persen,” katanya, Senin (1/11/2021).

Dia menambahkan, perlu diwaspadai juga tekanan dari cost-push inflation ke depan cenderung terus meningkat di tengah Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) yang telah berada di atas Inflasi Indeks Harga Konsumen.

“Ini terutama terkait dengan masih tingginya harga komoditas selama krisis energi global,” jelasnya.

Pada Oktober 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat inflasi mencapai 1,66 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Secara bulanan, inflasi pada periode tersebut tercatat sebesar 0,12 persen (month-to-month/mtm).

Perkembangan inflasi pada Oktober 2021 didorong oleh permintaan transportasi udara yang meningkat, sehingga memberikan andil sebesar 0,04 persen terhadap inflasi.

Inflasi inti pun tercatat meningkat menjadi 1,33 persen yoy, dari 1,3 persen pada September 2021. Wisnu mengatakan, hal ini mengindikasikan pemulihan permintaan domestik telah kembali ke tingkat sebelum pandemi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Maria Elena
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper