Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sebut Proyeksi OECD dan IMF Terlalu Kecil, Sri Mulyani Yakin Pertumbuhan Ekonomi 2021 Capai 4 Persen

Pemerintah meyakini pertumbuhan ekonomi 2021 dapat mencapai 4 persen, dengan catatan yang tinggi pada kuartal III dan IV. 
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan acara virtual saat acara Bisnis Indonesia Award di Jakarta, Senin (14/12/2020). Bisnis/Abdurachman
Menteri Keuangan Sri Mulyani memberikan sambutan acara virtual saat acara Bisnis Indonesia Award di Jakarta, Senin (14/12/2020). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menilai bahwa Organisation for Economic Co-operation and Development atau OECD dan International Monetary Fund atau IMF memproyeksikan terlalu rendah pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini.

Pemerintah meyakini pertumbuhan ekonomi 2021 dapat mencapai 4 persen, dengan catatan yang tinggi pada kuartal III dan IV. 

Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK) secara daring pada Rabu (27/10/2021). Dia menyampaikan bahwa OECD dan IMF merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global karena dinamika suplai global dan mutasi varian terbaru Covid-19. 

Selain itu, dia pun menjelaskan bahwa OECD memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 ada di angka 3,7 persen dan 2022 di angka 4,9 persen. Lain halnya, IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 hanya 3,2 persen dan pada 2022 lebih tinggi di 5,9 persen.

"Prediksi 3,2 persen [dari IMF] dan 3,7 persen [dari OECD] menurut kami terlalu rendah, karena kami melihat pada kuartal III/2021 walaupun kita terhantam oleh varian delta, dan ternyata dengan langkah pemerintah bisa mengendalikan dengan cukup cepat dan efektif menyebabkan outlook untuk pertumbuhan ekonomi kuartal III/2021 menjadi lebih baik," ujar Sri Mulyani pada Rabu (27/10/2021).

Pemerintah pun memperkirakan bahwa pertumbuhan ekonomi kuartal III/2021 dapat mencapai 4,5 persen, lalu pada kuartal IV/2021 proyeksinya lebih tinggi yakni mencapai 5,4 persen. Hal tersebut membuat proyeksi pertumbuhan ekonomi dari pemerintah lebih tinggi dibandingkan dengan kedua lembaga internasional tersebut.

"Jadi secara keseluruhan pemerintah memperkirakan proyeksi ekonomi tahun ini di 4 persen, lebih tinggi dari IMF yang 3,2 persen dan OECD yang 3,7 persen," ujarnya.

Menurut Sri Mulyani, semua proyeksi selalu berbasis kepada kemampuan suatu negara dalam mengendalikan penyebaran Covid-19, terutama varian delta. Dia menilai bahwa Indonesia berhasil menjaga penyebaran itu sehingga perekonomian pulih sejak kuartal III/2021, dan berharap trennya dapat berlanjut hingga akhir tahun.

"Semua cerita ini berujung kepada ekonominya pulih, APBN juga kembali diharapkan pulih, dan kemampuan bertahan dari sektor-sektor produksi, termasuk korporasi akan semakin baik. Dan ini akan semakin menjaga stabilitas sistem keuangan," ujar Sri Mulyani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper