Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mau Terbang Terjadwal, Pelita Air Gantikan Garuda Indonesia?

Sebagai catatan, Pelita Air selama ini melayani penerbangan carter dengan pengalaman di minyak dan gas serta government special mission dan memiliki sedikit histori dalam bisnis terbang berjadwal.
Pelita Air. /Wikipedia
Pelita Air. /Wikipedia

Bisnis.com, JAKARTA — Pelita Air menanggapi isu terkait wacana pemerintah untuk menjadikan Pelita Air melayani penerbangan berjadwal, menggantikan posisi PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA).

Komisaris Pelita Air Michael Umbas menjelaskan penerbangan niaga berjadwal menjadi salah satu peluang bisnis yang menarik bagi perusahaan. Menurutnya peluang dan potensi tersebut sah saja secara bisnis, apalagi jika didukung oleh pemegang saham. 

Lebih jauh, dia juga menegaskan rencana masuknya Pelita ke dalam layanan berjadwal akan tetap diambil terlepas dari kondisi Garuda Indonesia.

"Apakah ada masalah kondisi garuda maupun tidak, Pelita Air sudah melihat peluang bermain di penerbangan berjadwal meskipun akan melakukan kajian bisnis secara cermat terlebih dahulu," jelasnya, Rabu (20/10/2021).

Sebagai catatan, Pelita Air selama ini melayani penerbangan carter dengan pengalaman di minyak dan gas serta government special mission dan memiliki sedikit histori dalam bisnis terbang berjadwal. Michael pun memggarisbawahi kondisi Pelita cukup baik dan mampu bertahan hampir 58 tahun dan menjadi perusahaan aviasi nasional tertua setelah Garuda.

Sebelumnya, Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo, negosiasi restrukturisasi utang GIAA dilakukan dengan seluruh lender, lessor pesawat, hingga pemegang sukuk global. Negosiasi moratorium utang dan restrukturisasi kredit dilakukan tiga konsultan yang ditunjuk Kementerian  BUMN.

"Kalau mentok ya kita tutup, tidak mungkin kita berikan penyertaan modal negara karena nilai utangnya terlalu besar,” kata Tiko, sapaan akrabnya.

Tiko menilai opsi penutupan Garuda tetap terbuka meski berstatus sebagai maskapai flag carrier. Alasannya, saat ini sudah lazim sebuah negara tidak memiliki maskapai yang melayani penerbangan internasional.Untuk melayani penerbangan internasional, maskapai asing akan digandeng sebagai partner maskapai domestik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper