Bisnis.com, JAKARTA – Hitachi Energy mengembangkan sistem penyimpanan energi dan power grid untuk mendukung interkoneksi energi terbarukan. Langkah itu dilakukan sebagai wujud dari komitmen perusahaan dalam mendukung karbon netral di 2050.
CEO Hitachi Energy Claudio Facchin mengatakan bahwa perusahaan mendukung transisi energi bersih dengan inovasi dan kolaborasi bersama sejumlah pihak.
“Pada 2050, kebutuhan elektrifikasi global naik dua kali lipat, mengingat listrik akan menjadi tulang punggung seluruh sistem energi,” katanya, dikutip Jumat (15/10/2021).
Hitachi Energy, kata dia, mempelopori banyak teknologi yang dibutuhkan untuk memajukan masa depan energi yang berkelanjutan dan berkomitmen untuk melampaui batas inovasi.
Dia menilai, sistem energi netral karbon masa depan akan mampu saling terkoneksi dengan dukungan dari high voltage direct current atau HVDC2 sebagai salah satu teknologi penting yang memungkinkan integrasi energi baru terbarukan.
Selain itu, Hitachi Energy juga turut memberi banyak solusi dari interkoneksi, seperti interkonektor HVDC Saudi Arabia–Mesir yang menjadi interkonektor skala besar pertama di Timur Tengah dan Afrika Utara, serta dimulainya pengoperasian North Sea Link (NSL).
Baca Juga
NSL adalah interkonektor bawah laut terpanjang di dunia yang menghubungkan Norwegia dan Inggris. Teknologi tersebut memungkinkan pertukaran energi terbarukan antarnegara.
Kemudian, perusahaan juga mendukung pelanggan dengan solusi grid edge, seperti microgrid dan penyimpanan energi (energy storage).
Di sisi lain, Hitachi Energy telah menetapkan target karbon netral dalam operasinya sendiri. Perusahaan itu mengaku telah menggunakan energi bersih hampir mencapai 100 persen di seluruh kegiatan operasinya.