Bisnis.com, JAKARTA - Entitas sub holdig BUMN Pelabuhan, PT Terminal Petikemas Indonesia akan menjadi terminal pengelola peti kemas terbesar di Indonesia dan masuk pada jajaran top 10 dunia.
Merger Pelindo membuka kesempatan perusahaan untuk go global. Integrasi ini dapat meningkatkan posisi Pelindo menjadi operator terminal peti kemas terbesar ke-8 di dunia dengan total throughput peti kemas sebesar 16,7 juta TEUs (twenty foot equivalent units).
Mengutip data worldshipping.org, pada 2020, jajaran 10 besar terminal kontainer di dunia berdasarkan volume arus barangnya, Terminal Petikemas Indonesia dapat menduduki posisi ke-10 berdasarkan jumlah total arus barangnya.
Berdasarkan arus barang pada 2020, Terminal Petikemas Rotterdam, Belanda mengisi posisi ke-10 dengan arus barang 14,35 juta TEUs, sementara di posisi ke-9 ada Terminal Petikemas Tianjin, China dengan besaran kelolaan 18,35 juta TEUs. Artinya, dengan throughput 16,7 juta TEUs, Pelindo atau subholding ini dapat menggeser posisi Terminal Rotterdam, Belanda.
Penggabungan ini juga menyatukan sumber daya keuangan, peningkatan leverage dan memperkuat permodalan perusahaan. Lebih lanjut, kegiatan bisnis peti kemas dialihkan ke subholding peti kemas yang berkantor di Surabaya secara bertahap.
PT Terminal Petikemas Indonesia merupakan operator terminal yang memberikan pelayanan petikemas dengan sistem jaringan yang terintegrasi antar pelabuhan dan dikelola secara profesional.
Baca Juga
Berdasarkan informasi yang Bisnis terima, Selasa (12/10/2021), Pelindo II yang menjadi entitas survival dari merger Pelindo I, II, III, dan IV sudah memutuskan jajaran direksi terpilih untuk 4 sub holding yang ada di dalamnya, termasuk nama dari perusahaan sub holding yang ada.
Direktur Utama Pelabuhan Indonesia Arif Suhartono juga mengamini isi dari dokumen tersebut. Para direksi dan komisaris pun sudah efektif bekerja sebagaimana mestinya.
Direksi dan Komisaris terpilih merupakan hasil dari konsultasi Pelindo dengan pemegang saham yakni Kementerian BUMN. Adapun, jajaran terpilih diisi nama-nama lama dan baru dari internal dan eksternal Pelindo sebelum merger.
Nama-nama beken seperti Ali Mochtar Ngabalin, mantan Ketua BPK Moermahadi Soerja Djanegara, hingga Arman Depari masuk jajaran komisarisnya.
Adapun, PT Terminal Petikemas Indonesia dipimpin oleh M. Adji sebagai Direktur Utama, Rima Novianti sebagai Direktur Strategi dan Komersial, Muarip sebagai Direktur Operasi, Dothy sebagai Direktur Teknik dan Edi Priyanto sebagai Direktur SDM, dan Endot Endrardono sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko.
Sementara, jajaran Komisaris Terminal Petikemas Indonesia diisi oleh Moermahadi Soerja Djanegara sebagai Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen.
Kemudian, ada Bahaduri Wijayanta Bekti Mukarta sebagai Komisaris, Ronaldus Mujur sebagai Komisaris, Montty Girianna sebagai Komisaris, Nurrachman sebagai Komisaris Independen, Ubaidillah Amin sebagai Komisaris Independen, dan Ali Mochtar Ngabalin sebagai Komisaris Independen.