Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penurunan Kasus Covid-19 Bikin Penjualan Jamu Melandai

Membaiknya kondisi pandemi Covid-19 di dalam negeri justru membuat industri jamu melandai. Kondisi masyarakat yang sudah sehat dinilai sebagai salah satu penyebab permintaan industri tersebut turun.
Ilustrasi. Pekerja memilah sachet minuman energi bubuk Kuku Bima Energ-G di sepanjang conveyor di bagian pengemasan pabrik PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, Senin (10/2/2014). Bloomberg/Dimas Ardian
Ilustrasi. Pekerja memilah sachet minuman energi bubuk Kuku Bima Energ-G di sepanjang conveyor di bagian pengemasan pabrik PT Industri Jamu Dan Farmasi Sido Muncul Tbk. (SIDO) di Semarang, Jawa Tengah, Indonesia, Senin (10/2/2014). Bloomberg/Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA – Membaiknya kondisi pandemi Covid-19 di dalam negeri justru membuat industri jamu melandai. Kondisi masyarakat yang sudah sehat dinilai sebagai salah satu penyebab permintaan industri tersebut turun.

Ketua Umum Gabungan Pengusaha (GP) Jamu Dwi Ranny Pertiwi mengatakan bahwa sampai dengan Agustus 2021, industri masih mencatatkan pertumbuhan permintaan meski kemudian turun pada bulan berikutnya.

Pada tahun lalu, kata dia, penjualan sempat menurun karena pengetatan pergerakan masyarakat. Kondisi itu berubah pada akhir 2020 hingga 2021, di mana penjualan mengalami kenaikan seiring dengan animo terhadap produk penunjang imunitas.

“Di 2021 mulai naik dan kemudian stabil. Naiknya sekitar 3–5 persen. Sekarang agak melandai karena orang banyak yang sudah sehat,” kata Dwi kepada Bisnis, Senin (11/10/2021).

Dia menuturkan, melonjaknya permintaan jamu karena pandemi sempat memunculkan kelangkaan bahan baku di pasaran. Kini, kendala tersebut sudah mulai teratasi dengan perluasan lahan tanaman obat atau peternakan bagi produsen yang memanfaatkan bahan hewani.

“Kalau nanti permintaan tidak banyak, ya kami berinovasi lagi membuat produk baru atau persiapan untuk ekspor,” ujarnya.

Terlebih, Dwi menyebut bahwa ada lebih dari 500 produk penunjang imunitas yang didaftarkan selama pandemic, termasuk jamu.

Pada tahun depan, dengan melihat situasi yang belum menentu, Dwi hanya mematok pertumbuhan penjualan jamu sebesar 5 persen.

“Kalau bisa stabil saja sudah Alhamdulillah, atau bisa dapat lima persen [pertumbuhan],” kata Dwi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Reni Lestari
Editor : Lili Sunardi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper