Bisnis.com, JAKARTA - Ekonom memperkirakan tingkat inflasi hingga akhir 2021 akan berada pada kisaran yang rendah.
Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman menyampaikan bahwa masih terdapat potensi meningkatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan pada kuartal IV/2021 di tengah pemulihan ekonomi setelah pelonggaran mobilitas ketat pada kuartal III/2021.
“Perkiraan kami menunjukkan bahwa inflasi pada akhir tahun 2021 bisa lebih rendah dari perkiraan kami sebelumnya sebesar 2,28 persen,” katanya, Rabu (29/9/2021).
Faisal mengatakan, rendahnya tingkat inflasi hingga akhir tahun dipengaruhi oleh harga emas yang cenderung melemah di tengah pemulihan ekonomi global dan risiko tapering The Fed.
Di samping itu, pemerintah pun telah memutuskan untuk memperpanjang diskon 100 persen Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) untuk kendaraan bermotor hingga akhir tahun.
Menurutnya, tekanan inflasi dari cost-push inflation di tengah inflasi indeks harga perdagangan besar (HPB) yang telah berada di atas tingkat inflasi indeks harga konsumen (IHK), dan tekanan dari peningkatan jumlah uang beredar masih dapat dikendalikan.
Pada September 2021, Faisal memperkirakan tingkat inflasi tidak berubah atau sebesar 0,00 persen secara bulanan (month-to-month/mtm), dari bulan sebelumnya sebesar 0,03 persen mtm.
Namun, secara tahunan inflasi diperkirakan meningkat menjadi 1,64 persen (year-on-year/yoy), dari 1,59 persen yoy pada Agustus 2021.
Dia memperkirakan, perkembangan inflasi pada September 2021 dipengaruhi oleh penurunan harga pangan, sementara biaya pendidikan meningkat secara musiman.
Harga pangan yang menurun terutama terjadi pada komoditas telur ayam, bawang merah, cabai rawit, cabai merah, dan bawang putih.