Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Neraca Dagang Agustus 2021, Impor Barang Produktif dari China Dominan

Belanja impor Indonesia untuk barang produktif dari China mencapai US$4,96 miliar atau 33,87 persen dari keseluruhan pasar impor luar negeri.
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Suasana bongkar muat peti kemas di Jakarta International Container Terminal, Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (8/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA — Badan Pusat Statistik atau BPS mencatat Indonesia masih tergantung produk impor produktif dari China seperti mesin atau peralatan mekanis pada neraca perdagangan Agustus 2021. 

Kepala BPS Margo Yuwono membeberkan belanja impor Indonesia untuk barang produktif itu mencapai US$4,96 miliar atau 33,87 persen dari keseluruhan pasar impor luar negeri. Dengan kata lain, kata Margo, terjadi peningkatan nilai impor sebesar US$543,4 juta dari bulan sebelumnya dengan China. 

“Tadi ke Tiongkok itu bertambah cukup besar di dalamnya itu berupa mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya dan juga buah-buahan,” kata Margo melalui siaran pers daring, Rabu (15/9/2021). 

Selain China, Margo menambahkan Indonesia juga masih mengimpor barang dengan nilai yang relatif tinggi ke Jepang sebesar US$1,32 miliar atau setara 9,04 persen dari seluruh belanja impor. 

“Diikuti Thailand dengan nilai impor kita ke Thailand Agustus ini sebesar US$0,78 atau 5,33 persen dari keseluruhan impor,” kata dia. 

Di sisi lain, nilai impor Indonesia di kawasan Asean mencapai US$2,30 miliar atau 15,73 persen dari keseluruhan impor. Sisanya, Uni Eropa mengekspor produk mereka sebesar US$0,92 miliar atau sekitar 6,29 persen dari kegiatan impor dalam negeri. 

Berdasarkan catatan BPS, nilai impor nonmigas Agustus 2021 yang mencapai US$14.629,5 juta tersebut didominasi oleh golongan mesin atau peralatan mekanis dan bagiannya mencapai US$2.192,9 juta atau 14,99 persen serta mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya senilai US$1.872,5 juta atau 12,80 persen. 

Dilihat dari perkembangannya, kedua golongan barang HS 2 digit tersebut menjadi golongan barang yang mengalami peningkatan terbesar jika dibandingkan Juli 2021, yaitu senilai US$318,5 juta atau 16,99 persen dan US$165,7 juta atau 9,70 persen.

Selanjutnya diikuti oleh besi dan baja sebesar US$127,7 juta atau 13,94 persen, logam mulia dan perhiasan atau permata senilai US$112,8 juta atau 98,33 persen, dan buah- buahan mencapai US$77,6 juta atau 84,29 persen. 

“Ini menggambarkan permintaan industri cukup bagus Agustus ini karena ditandai permintaan bahan baku yang cukup tinggi secara keseluruhan bahan baku atau penolong itu 74,20 persen,” kata dia. 

Di sisi lain, struktur impor barang modal dari keseluruhan neraca perdagangan Agustus tahun ini sebesar 14,47 persen dan konsumsi 11,33 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper