Bisnis.com, JAKARTA – Komisi VII DPR mendukung langkah pemerintah yang bekerja sama dengan Denmark dalam pengembangan energi baru terbarukan (EBT). Denmark dinilai memiliki pengalaman dan kemampuan baik dalam pengembangan EBT di negerinya.
Wakil Ketua Komisi VII DPR Eddy Soeparno mengatakan bahwa Denmark menjadi salah satu negara terdepan dalam penggunaan EBT. Negara tersebut pun menargetkan bisa mencapai bebas karbon pada 2030.
Eddy menilai, kerja sama antara Indonesia dan Denmark dapat menjadi langkah nyata dalam meningkatkan perkembangan EBT di dalam negeri.
Menurunya, Indonesia dapat belajar dari Denmark yang sukses melakukan peralihan penggunaan batu bara dan bahan bakar fosil lainnya ke energi terbarukan.
Selain itu, Komisi VII DPR juga mendorong pemerintah untuk membuka peluang kerjasama EBT Indonesia-Denmark.
“Harapan kami, banyak investasi yang masuk dan bisa meningkatkan target bauran energi nasional. Sebab, ada banyak sekali investor Denmark di sektor EBT ingin masuk ke Indonesia,” katanya seperti dikutip dalam keterangan resmi, Selasa (7/9/2021).
Anggota Komisi VII DPR Dyah Roro Esti menekankan bahwa saat ini Indonesia sedang dalam transisi menuju penggunaan EBT. Untuk akselerasi bauran energi, dia juga mendorong pembahasan RUU EBT guna memberikan kepastian hukum bagi investor untuk mengembangan EBT di dalam negeri.
Dyah menambahkan, saat ini setiap daerah sedang menyusun pedoman pengembangan Rencana Umum Energi Daerah (RUED) untuk jangka panjang dan berkelanjutan dengan mengoptimalkan potensi daerahnya hingga 2050.
Penyusunannya, kata dia, mengacu pada rencana Umum Energi Nasional dan kebijakan energi nasional dengan memperhatikan lingkungan hidup dan penurunan emisi karbon.
“Maka kami berharap potensi EBT yang ada di masing-masing daerah bisa membuka peluang investasi. Sebab, setiap provinsi memiliki potensinya masing-masing. Sementara itu, yang bisa kami lakukan di tingkat pusat adalah betul-betul serius mendorong transisi energi melalui kebijakan yang saat ini digarap,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
