Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PPKM Jawa Bali, Luhut: Pemulihan Ekonomi Berjalan Lebih Cepat dari yang Kami Duga

Pemulihan ekonomi itu tercermin dari tren peningkatan indeks belanja dan kunjungan masyarakat ke tempat belanja.
Perajin menyelesaikan pembuatan kain tenun di Industri tenun Lurik Kurnia, Krapyak Wetan, Bantul, DI Yogyakarta,Rabu (25/8/2021). Pengrajin mengaku penjualan kain tenun lurik meningkat sekitar 25 persen dari 100 meter kain menjadi 150 meter kain per minggu menyusul pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko
Perajin menyelesaikan pembuatan kain tenun di Industri tenun Lurik Kurnia, Krapyak Wetan, Bantul, DI Yogyakarta,Rabu (25/8/2021). Pengrajin mengaku penjualan kain tenun lurik meningkat sekitar 25 persen dari 100 meter kain menjadi 150 meter kain per minggu menyusul pelonggaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Jawa-Bali. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

Bisnis.com, JAKARTA- Koordinator PPKM Darurat Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengaku pemerintah tidak menduga pemulihan ekonomi nasional bakal bergerak lebih cepat dari pada estimasi awal di tengah pandemi Covid-19.

Pemulihan ekonomi nasional itu, kata Luhut, beriringan dengan membaiknya parameter pandemi di Tanah Air belakangan ini.

“Kita melihat pemulihan ekonomi juga berjalan dengan cepat, lebih cepat daripada apa yang kami duga,” kata Luhut saat memberi keterangan pers virtual, Senin (30/8/2021).

Dia mengatakan, pemulihan ekonomi itu tercermin dari tren peningkatan indeks belanja dan kunjungan masyarakat ke tempat belanja di Pulau Jawa dan Bali.

Selain itu, pemulihan juga terlihat di mobilitas masyarakat untuk ritel dan rekreasi.

“Berbagai perkembangan baik yang telah kita capai harus kita syukuri bersama, tetapi kita juga harus waspada karena banyak di negara lain masih mengalami kasus yang tinggi,” tuturnya.

Sebelumnya, Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyepakati asumsi dasar ekonomi makro dan target-target pembangunan rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) 2022.

Untuk pertumbuhan ekonomi, angkanya dinaikkan dari yang diusulkan sebelumnya.

Dalam kerangka yang diajukan pemerintah, ekonomi diproyeksikan dalam rentang 5 persen sampai 5,5 persen. Setelah rapat kerja, angkanya naik menjadi 5,2 persen sampai 5,5 persen.

Besaran yang berubah lainnya adalah tingkat suku bunga surat utang negara (SUN) 10 tahun dari 6,82 persen jadi 6,80 persen.

Sisanya, tidak ada perbubahan. Inflasi disepakati 3 persen dan nilai tukar rupiah Rp14.350.

Begitu pula dengan target dan indikator pembangunan. Tingkat pengangguran terbuka 5,5 persen sampai 6,3 persen.

Tingkat kemiskinan 8,5 persen sampai 9 persen, sedangkan rasio gini 0,376 sampai 0,37. Indeks pembangunan manusia 7,41 sampai 73,46. Nilai tukar petani 103 sampai 103. Terakhir, nilai tukar nelayan 104-106.

“Dengan demikian kesimpulan rapat dapat kita terima,” kata Ketua Komisi Keuangan DPR, Dito Ganinduto mengesahkan hasil pertemuan, Senin (30/8/2021).

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper