Bisnis.com, JAKARTA – Negara-negara anggota Asean kembali melakukan rangkaian pertemuan ketiga Pejabat Ekonomi Senior le-52 Asean (Senior Economic Officials Internal/SEOM 3/52) pada 2–4 Agustus 2021 secara virtual.
Pertemuan tersebut membahas penyelesaian prioritas ekonomi Asean 2021, termasuk upaya percepatan pemulihan ekonomi dan kesepakatan Asean tentang perdagangan secara elektronik (e-commerce).
“Indonesia bersama negara anggota Asean lainnya mendukung penuh persiapan implementasi deliverables pilar ekonomi di bawah keketuaan Brunei Darussalam, serta mendorong prioritas tahunan badan sektoral di bawah koordinasi SEOM untuk membantu pemulihan ekonomi di kawasan Asean,” kata Direktur Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono dikutip dari siaran pers, Senin (9/8/2021).
Adapun dalam pembahasan pelaksanaan Asean Agreement on E-Commerce, Direktur Perundingan Asean Dina Kurniasari mengatakan bahwa Indonesia harus menyelesaikan ratifikasi kesepakatan tersebut sesegera mungkin.
Kesepakatan tersebut hadir untuk meningkatkan nilai perdagangan barang dan jasa serta iklim usaha yang semakin kondusif bagi pengembangan perdagangan secara elektronik. Selain itu, kehadiran kesepakatan dinilai bisa membuka peluang pelaku usaha, khususnya UMKM untuk meningkatkan pemasaran produknya ke pasar di negara anggota Asean.
“Indonesia tercatat sebagai satu-satunya negara Asean yang belum menyelesaikan proses ratifikasi Asean Agreement on e-Commerce. Kemendag akan mengintensifkan proses penyelesaian ratifikasi persetujuan ini secepatnya tahun ini agar dapat mengoptimalkan manfaatnya,” kata Dina.
Terkait hal ini, terdapat 90 UMKM dan 3 lokapasar Indonesia yang akan berpartisipasi dalam Asean Online Sale Day untuk meningkatkan akses produk Indonesia ke Asean dengan harga diskon dalam perayaan hari jadi Asean.
Adapun isu lain yang dibahas pada SEOM kali ini yaitu upaya fasilitasi untuk meningkatkan ekspor ke Asean dengan melakukan peninjauan kebijakan nontarif yang berpotensi menghambat.
Dibahas pula upaya dalam memperlancar dan memfasilitasi daftar barang penting seperti makanan, obat-obatan, serta medis untuk dapat menjaga ketahanan pangan negara Asean selama masa pandemi Covid-19.