Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bisnis Waralaba Alami Penurunan Omzet Selama PPKM

Meskipun sebagian besar waralaba terdampak kebijakan PPKM, ada beberapa sektor usaha yang masih berpeluang tumbuh.
Sebelum dunia dilanda pandemi Covid-19, pusat perbelanjaan di Jakarta ramai dikunjungi. Ratusan pengunjung mal mencoba permainan Ice Skeating di Pondok Indah Mal Jakarta, Selasa (25/12/2019). /BISNIS-YAY
Sebelum dunia dilanda pandemi Covid-19, pusat perbelanjaan di Jakarta ramai dikunjungi. Ratusan pengunjung mal mencoba permainan Ice Skeating di Pondok Indah Mal Jakarta, Selasa (25/12/2019). /BISNIS-YAY

Bisnis.com, JAKARTA – Pembatasan mobilitas dan operasional aktivitas ekonomi selama PPKM sebulan terakhir telah berdampak pada omzet yang diterima oleh pelaku bisnis waralaba. Perkembangan waralaba dikhawatirkan terhambat jika tidak ada dukungan kebijakan.

Ketua Perhimpunan Waralaba dan Lisensi Indonesia (Wali) Levita Supit mengatakan omzet waralaba secara umum turun drastis seiring penutupan pusat perbelanjaan dan perkantoran. Hal ini tidak terlepas dari banyaknya usaha waralaba yang berlokasi di tempat-tempat tersebut.

“Perkembangan waralaba terdampak selama PPKM karena paling banyak di food and beverages seperti restoran, kafe, dan tempat minuman yang berlokasi di mal dan perkantoran. Karena PPKM. Saat lokasi-lokasi ini tutup, bisnis juga tutup,” kata Levita, Senin (2/8/2021).

Dia mengatakan jumlah waralaba di sektor makanan dan minuman bisa mencapai 55 sampai 60 persen dari keseluruhan bisnis. Sementara waralaba di sektor ritel dan jasa menyusul setelahnya. Sekalipun usaha-usaha ini tetap bisa beroperasi, dia mengatakan pemasukan tetap terbatas.

“Omzet turun besar. Saat mal ditutup dan tidak ada aktivitas kerja di kantor banyak bisnis yang tutup. Tentu saja tidak ada pemasukan selama periode tersebut,” tambahnya.

Meski tidak menjelaskan berapa besar penurunan yang dimaksud, Levita mengatakan kinerja waralaba cenderung membaik pada semester I/2021. Perbaikan kinerja tidak terlepas dari faktor kebijakan yang lebih fleksibel dan membaiknya daya beli konsumen.

Perkembangan waralaba sendiri, kata Levita, telah terlihat sejak akhir 2020 sebagai cerminan optimisme dunia bisnis. Hal ini juga terlihat dari data penerbitan Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) Kementerian Perdagangan yang menunjukkan kehadiran usaha-usaha baru pada akhir tahun.

Beberapa di antaranya adalah pendafataran waralaba restoran Wingstop pada Desember 2020, kafetaria Gloria’s Jane pada September dan November 2020, dan restoran Oto Bento pada November 2020.

Meskipun sebagian besar waralaba terdampak kebijakan PPKM, Levita mengatakan terdapat beberapa sektor usaha yang masih berpeluang tumbuh. Di antaranya adalah waralaba apotek dan minimarket.

“Waralaba tetap menjanjikan karena bisnis yang dibuka sudah terbukti, jadi lebih mudah ketika memulai. Namun tetap perlu ada dukungan kebijakan, misalnya dengan mulai membuka pusat perbelanjaan sehingga usaha bisa kembali buka,” kata dia.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper