Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemendikbud Siap Beli 400.000 Laptop Lokal Tahun Ini

Kemendikbud mengaku siap membeli 400.000 laptop buatan lokal pada tahun ini untuk hilirisasi riset.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI, Rabu (10/3/2021)./Twitter @Kemdikbud_RI
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI, Rabu (10/3/2021)./Twitter @Kemdikbud_RI

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menyatakan akan membeli lebih dari 400.000 unit laptop besutan lokal pada tahun ini. Kegiatan tersebut merupakan salah satu hilirisasi riset perguruan tinggi dan penggunaan produk sekolah menengah kejuruan (SMK).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan pihaknya telah membeli 190.000 unit laptop senilai Rp1,3 triliun pada tahun ini. Seluruh laptop tersebut merupakan buatan dalam negeri dan telah dikirimkan ke sekitar 12.000 sekolah di segala jenjang.

"Selain itu, pemerintah [telah] mengalokasikan Rp2,4 triliun untuk DAK (Dana ALokasi Khusus) di tingkat provinsi, kabupaten, kota untuk pembelian 240.000 laptop," katanya di Jakarta, Kamis (22/7/2021).

Nadiem berujar beberapa perguruan tinggi telah mengembangkan laptop dalam negeri dan membentuk konsorsium dengan beberapa pabrikan laptop lokal untuk dapat memproduksi Laptop Merah Putih. Selain itu, Nadiem menyatakan pihaknya juga telah mengikutkan SMK dalam program tersebut.

Sejauh ini, seluruh pembelian tersebut akan berasal dari enam pabrikan laptop lokal, yakni PT Zyrexindo Mandiri Buana, PT Tera Data Indonesia, PT Supertone, PTEvercross Technology Indonesia, PT Bangga Teknologi Indonesia, dan Acer Manufacturing Indonesia. Seluruh pabrikan terseut telah memiliki tingkat komponen dalam negeri lebih dari 25 persen.

Pada Juli-November 2021, keenam pabrikan tersebut mampu memproduksi 718.000 unit laptop. Dengan kata lain, perlu ada permintaan hingga 528.430 agar seluruh produk tersebut terserap di dalam negeri.

Kemenperin mendata jumlah permintaan laptop pada 2019 mencapai 3,05 juta unit dengan komposisi laptop impor mendominasi hingga 95 persen. Adapun, rata-rata nilai impor laptop selama 2016-2020 mencapai US$1 miliar per tahun.

Selain laptop, Nadiem menyampaikan pihaknya juga akan membeli beberapa alat teknologi dan informatika lainnya hingga 2024, seperti access point (99.634 unit), konektor (99.634 unit), LCD Proyektor (99.634 unit), layar proyektor (12.180 unit), dan speaker aktif (12.986 unit).

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita berujar salah satu yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pangsa pasar laptop lokal adalah meningkatkan utilisasi pabrikan laptop domestik. Menurutnya, saat ini utilisasi enam pabrikan laptop di dalam negeri baru mencapai 15-20 persen.

Selain itu, keenam produk tersebut telah memiliki TKDN terendah di level 40,57 persen. Dengan kata lain, kementerian dan lembaga pemerintah wajib membeli laptop tersebut dalam kegiatan pengadaan barang.

"Apabila penerapan P3DN (Peningkatan Penggunaan Produksi Dalam Negeri) ini bisa tegas dan konsisten, itu bisa bantu program substitusi impor 35 persen sampai 2022," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Andi M. Arief
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper